PWMU.CO – Berani minum susu menjadi kegiatan siswa SD Muhammadiyah 6 Gadung (SD Musix) Surabaya, Rabu (26/7/2023).
Label kegiatan Berani Minum Susu Capai Cita-citamu diadakan di halaman sekolah. ”Semangat pagi anak-anak SD Musix! Bagaimana kabarnya hari ini,” sapa Nia Caramel yang memandu acara.
Kedatangannya bersama tim di SD Musix mengajak bermain dan minum susu bersama-sama. ”Sebelum minum susu bersama, kakak akan mengajak adik-adik menyaksikan sulap. Mau adik-adik,” teriak Nia sapaan Nia Caramel.
”Mau…..,” sambut anak-anak.
Seorang pemuda tinggi, berambut sebagian dicat merah, berbadan ramping mengenakan kostum celana warna hitam, baju biru, dipadu rompi warna hitam dan bersepatu warna putih bermotif garis-garis hitam, berlari-lari kecil memasuki arena sambil membuka-buka mobel buku warna hitam ukuran besar di tangannya. Setelah beberapa kali dibuka, huuuf… buku itu mengeluarkan api. Penonton tertegun kemudian bersorak-sorai bercampur keheranan.
Selanjunya Mr Alfas, julukan pesulap itu, tiba-tiba tangannya memegang balon putih. Kemudian meniupnya. Setelah mengembang cukup besar, kemudian balon dimasukkan dalam bingkai berbentuk persegi panjang tiba-tiba duooooorrrr….Letusan mengagetkan penonton di barisan depan.
Setelah balon meletus, muncul merpati putih. Tepuk tangan penonton memecah suasana lapangan.
Sulap lainnya menelan balon yang ditiup memanjang, dua lembar kain hitam dan putih dapat berubah menjadi beberapa buah payung ukuran kecil, dapat bertelur dari mulitnya, dan mengangkat meja tanpa dipegang. Sepanjang pertunjukan tidak henti-hentinya bersorak-sorai karena kagum.
Setelah pertunjukan sulap selesai Mr Alfas membagikan hadiah sambil berinteraksi dengan para penonton.
”Siapa yang ingin mendapatkan hadiah,” serunya
“Saya, saya, saya….” Teriak semua anak sambil mengacungkan tangan.
”Baik yang mau hadiah ikuti perintah saya, kalau nati saya bilang pegang mata, maka kalian pegang mata, kalau kakak bilang pegang kaki, maka kalian pegang kaki, yang tepat akan dapat hadiah. Siap, adik-adik!” ajaknya sambil memperagakan.
”Siaap…..” Jawab anak-anak serempak.
”Pegang mata,” katanya memulai game.
”Pegang kaki,” lanjutnya. Semua anak pegang kaki. Perintah itu diulang-ulang dengan durasi dipercepat menyebutkannya. Berikutnya pesulap mengintruksikan.
”Pegang mata kaki,” Anak-anak tidak menyadari makna mata kaki. Masih terpengaruhi perintah sebelumnya. Mereka tetap memegang mata dan kaki.
Pesulap mengulingi instruksinya kembali. ”Pegang mata kaki.” Tetap tidak ada yang memegang mata kaki. Tapi mata dan kaki.
Pesulap itu lantas menemukan satu anak yang memegang mata kakinya. ”Nah, ini yang benar,” katanya sambil menggandeng Aufkla yang berapa pada barisan paling depan. Dia menerima hadiah yang disambut tepuk tangan meriah.
Game dan hadiah yang disiapkan oleh panitia telah habis dibagikan. Selanjutnya siswa berbaris untuk menerima susu. Jika ada anak yang ingin membeli panitia menyiapkan di stan.
Penulis Basirun Editor Sugeng Purwanto