PWMU.CO – Kontroversi Rocky Gerung ramai pekan ini setelah ucapannya dinilai menghina Presiden Joko Widodo. Kontroversi itu memantik Prof Din Syamsuddin berkomentar.
Menurut dia, Rocky Gerung sebagai warga negara dan cendekiawan memiliki hak dan kewajiban untuk mengkritik pemerintah termasuk presiden.
”Seyogyanya para pejabat, termasuk KSP Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tidak usah bereaksi apalagi menunjukkan kekuasaan. Lebih baik mereka mawas diri, mengevaluasi apakah kritik Rocky Gerung benar atau salah?” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015.
Din menyampaikan, kalau dibalas bahwa Rocky Gerung adalah robot tak berhati, nanti dapat di balik apakah para pejabat itu berotak dan berhati sehingga alergi terhadap kritik.
”Atau mereka patut diduga terbelenggu oleh syahwat kekuasaan, karena sedang menikmati kekuasan itu,” tuturnya.
Dia menilai, pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko bahwa dia akan memasang badan terhadap presiden hanyalah ekspresi adu otot, bukan adu otak. Di alam demokrasi sebaiknya dikembangkan adu otak, dalam dialog bila perlu debat.
”Saya dan banyak rakyat warga negara bersepakat dengan kritik Rocky Gerung terhadap pemerintah termasuk presiden yang sudah kebablasan menyimpang dari UUD 1945. Ayo berdiskusi apakah itu benar atau tidak? Bahwa frasa dari pengamat ke pengamat berbeda dalam menyimpulkan penyimpangan rezim adalah ciri pribadi masing-masing,” tandasnya.
Din menyarankan, sebaiknya para pemangku amanat dan kekuasaan bersungguh-sungguh mengemban amanat, ingat mereka menerima gaji yang berasal dari uang rakyat, maka harus berpihak kepada rakyat.
”Janganlah alergi terhadap kritik, dan setiap kritik dianggap serangan terhadap pribadi, lupa bahwa diri mereka terikat dengan jabatan,” tegasnya.
Dia berkeyakinan reaksi apalagi mengadukan Rocky Gerung ke polisi justru semakin menambah simpati dan dukungan terhadap Rocky Gerung.
”Kalau Jenderal Moeldoko akan pasang badan bagi atasannya, maka banyak dari kami termasuk saya akan pasang otak untuk Rocky Gerung. Saya akan berada di samping Rocky Gerung, dan akan mengajak rakyat untuk mendukungnya. Bismillah,” ujar Din yang pernah menjabat Ketua Pembina MUI.
Kontroversi Rocky Gerung berawal dari beredarnya video di medsos yang viral pada 31 Juli 2023. Bisa dilihat di sini. Rocky Gerung sedang orasi di acara buruh. Inilah kalimat yang memicu kontroversi.
Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya, dia jadi rakyat biasa, nggak ada yang peduli nanti. Tetapi, ambisi Jokowi adalah mempertahankan legasinya. Dia mesti pergi ke China buat nawarin IKN. Dia mesti mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri. Dia nggak mikirin nasib kita.
Itu b******* yang tolol. Kalau dia b******* pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat. Tapi b******* tolol itu sekaligus b******* yang pengecut. Ajaib, b******* tapi pengecut.
Editor Sugeng Purwanto