PWMU.CO – Pelatihan tiga bidang diadakan IPM Kabupaten Mojokerto di Panti Muqorrobin Sooko, Sabtu – Ahad (29-30/7/2023).
Kegiatan diikuti oleh seluruh Pimpinan Ranting dan Pimpinan Cabang IPM se-Kabupaten Mojokerto dengan jumlah peserta 58 kader.
Pelatihan tiga bidang IPM Mojokerto meliputi administrasi, organisasi, dan pengembangan kreativitas dan Kewirausahaan (PKK).
Acara pembukaan dilaksanakan pada Sabtu pukul 13.00. Dihadiri oleh Wakil Sekretaris PDM Kabupaten Mojokerto David Yusuf Azwarnaufal SPdI, Wakil Ketua PDM Fatkhur Rohman SAg, dan Wakil Ketua PDM Muhammad Rizal Firdaus.
Hadir juga PDA Kabupaten Mojokerto Syafriyati dan Zunaidah SAg MPd, Ketua Bidang PIP PW IPM Jawa Timur Sonia Wijaya Putra, beberapa Ortom, alumni IPM, dan tamu undangan.
Pelatihan tiga bidang ini juga mengundang narasumber. Manajemen Organisasi disampaikan Axnes Tasya Rahmawati (PW IPM Jawa Timur).
Materi Teknik dan Pelatihan Sidang oleh Devi Meyla Pramesti (PW IPM Jawa Timur). Pelatihan Administrasi Organisasi oleh Muflih Ramadhani SH MH (Direktur LPHP Pimpinan Pusat IPM).
Pelatihan kewirausahaan memproduksi makanan-minuman oleh Tim PKK PD IPM Kabupaten Mojokerto.
Tiga Pesan
Wakil Ketua PDM Fatkhur Rohman saat membuka acara mengartikan satu bait Mars IPM: bersatu berpadu menjalin ukhuwah.
Berangkat dari situ dia mengatakan, pertama, Pelajar Muhammadiyah harus meningkatkan ukhuwah islamiyah.
”Sampeyan harus memiliki kompetensi agama yang baik, mulai dari adabnya, tata kramanya di sekolah, dan terus mengembangkan kreativitas di bidang agamanya,” ujarnya.
Kedua, Pelajar juga harus memiliki spirit penguatan dakwah di organisasi.
”Terlebih IPM ini adalah organisasi Iislam, jadi sampeyan di satu sisi membuat kegiatan pelatihan, perkaderan, administrasi dan di satu sisi harus bisa menjalankan atau membuat kegiatan keislaman. Seperti dakwah, kajian keislaman, Kemuhammadiyahan,” ujarnya.
Ketiga, pelajar harus memiliki dedikasi kritis dan agamis.
”Contohnya, menerapkan organisasi ini sebagai bentuk pembelajaran. Pasti di IPM ini ada bakti sosial kepada masyarakat, giat keislaman, dan giat kekaderan. Jadi harus bisa menyeimbangkan kondisi di lingkungannya,” ujarnya.
Keempat, pelajar harus memiliki pemahaman intelektual melalui media sosial.
”Saya setiap ngaji itu mesti live di Facebook, karena sudah saatnya kita harus memiliki strategi dakwah di media sosial,” ujarnya.
Maka kader IPM harus memahami kultur media sosial, jadikan medsos yang dimiliki menjadi perantara dalam berkembangnya kegiatan atau aktivitas kita. Jangan memposting hal yang tidak berguna.
”Download aplikasi al-Quran di HP supaya bisa menjadikan HP lebih bermanfaat dan meminimalisir kegiatan yang tidak produktif di medsos,” ujarnya.
Penulis Muhammad Iqbal Rahman Editor Sugeng Purwanto