Curhat Presiden dan Kemerdekaan yang Tak Sekadar Lepas dari Belanda dan Jepang, oleh Prima Mari Kristanto
PWMU.CO – Kemerdekaan sebagai wujud kemenangan akal sehat dari akal sesat penjajahan. Merawat, memperbaharui akal sehat perihal makna kemerdekaan sebagai agenda utama selain upacara, pidato, selamatan, tirakatan dan tari-tarian dalam menyambut HUT Republik Indonesia.
Dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2023 menyambut HUT Ke-78 Republik Indonesia, Presiden Jokowi disebut lebih banyak curhat. Salah satu curhatnya adalah hilangnya budaya sopan santun. Selain curhat, Presiden dalam pidatonya menyebut rencana pemerintah menaikkan gaji ASN sebesar 8 persen.
Rencana tersebut perlu diapresiasi sekaligus diantisipasi. Pengumuman kenaikan gaji ASN, TNI, Polri sering diikuti kenaikan harga-harga kebutuhan pokok. Fenomena ini disebut inflasi yang gejolaknya diawasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah bentukan pemerintah. Kenyataan di lapangan tim ini kalah lihai dengan pelaku usaha yang sering secara semena-mena menaikkan harga.
“Pertumbuhan ekonomi tidak sebanding dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat jika pelaku ekonomi hanya dimonopoli kalangan tertentu”.
Kebijakan pemerintah menaikkan gaji ASN, TNI, Polri dan UMR pekerja swasta tidak serta merta menaikkan kesejahteraan jika tidak melindungi daya belinya dari kenaikan harga.
Jika ASN, TNI, Polri yang berpenghasilan tetap digaji dari uang rakyat tidak kunjung sejahtera, bagaimana dengan swasta? Dunia usaha kalangan swasta yang penuh ketidakpastian perlu perhatian dari pemerintah. Swasta nasional baik usaha besar, kecil, menengah sampai mikro adalah penyumbang product domestic bruto(PDB).
Angka PDB sebagai acuan menilai pertumbuhan ekonomi memerlukan pemerataan bagi pelaku usaha. Pertumbuhan ekonomi tidak sebanding dengan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat jika pelaku ekonomi hanya dimonopoli kalangan tertentu.
Baca sambungan di halaman 2: Bukan Sekadar Merdeka dari Belanda dan Jepang