Lomba Agustusan di SMPM 2 Ponorogo Tanamkan Kesetaraan, Liputan Ismini, Kontributor PWMU. CO, Media Center Muhammadiyah Ponorogo
PWMU.CO – “Senang,” ucap Raisa Antonio Fernanda, salah satu siswa hambatan Spectrum Autism dengan raut bahagia. Hal tersebut ia ungkapkan saat mengikuti perlombaan kemerdekaan yang diadakan sekolah di SMP Muhammadiyah (SMPM) 2 Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (19/08/23).
Kepala SMPM 2 Ponorogo Indah Sulistiyowati mengatakan sengaja membuat perlombaan untuk siswa dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
“Sengaja juga kita pilihkan lomba yang hanya untuk seru-seruan saja agar semua siswa dapat berbaur satu sama lain, ” ujarnya.
Sekolah yang terletak di Jalan Thamrin tersebut memang telah menerima Surat Keputusan (SK) Inklusi sejak tahun 2022 lalu, dimana antara siswa reguler dan siswa yang memiliki hambatan seperti autism, slowlearner, hambatan pendengaran, dan lain-lain mampu berjalan berdampingan.
“Seperti dalam perlombaan inipun mereka saling bahu membahu,” ujarnya.
Adilah Endah Putriyani SPd, salah satu guru SMPM 2 Ponorogo mengungkapkan semua siswa mengikuti perlombaan baik perlombaan individu maupun kelompok.
“Tidak ada yang kita beda-bedakan karena sudah kita tentukan lomba-lomba yang semua anak bisa mengikuti, ” tandasnya.
Adapun lomba yang diadakan yakni:
- Lomba Estafet air yang tujuannya untuk melatih kekompakan anggota dalam satu tim.
- Lomba Cantol Cething untuk melatih kefokusan
- Lomba memasukkan sedot air ke dalam botol memakai hidung
Lebih lanjut ia menjelaskan semua lomba tersebut hanyalah untuk meramaikan.
“Hanya untuk meramaikan saja, namun ternyata anak-anak memiliki kepedulian sosial yang luar biasa,” terangnya.
Bahkan dalam pelaksanaannya, lanjutnya, anak-anak difabel ini malah bisa memenangkan lombanya, seperti lomba estafet air dimenangkan oleh kelompok Raisa Antonio Fernanda yang hampir seluruh anggotanya adalah anak-anak yang memiliki hambatan.
Endah mengaku bangga semua siswa bisa saling merangkul satu sama lain.
“Sebelumnya kita tidak pernah membayangkan mereka bisa saling sedekat ini, ” tambahnya.
Ia berharap semua siswa di SMPM 2 Ponorogo mampu hidup dalam kebergaman dengan menanamkan sejak dini bahwa para siswa itu memiliki kesetaraan dan tidak melahirkan diskriminasi di masa mendatang. (*)
Penulis Ismini Editor Mohammad Nurfatoni