PWMU.CO – Kehadiran Presiden Republik Indonesia Ir Jokow Widodo di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada acara Kajian Ramadhan 1438 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Sabtu (3/6) menyisakan pengalaman menarik dan mendebarkan bagi panitia.
Persiapan kurang dari satu pekan, dengan persentase kedatangan yang belum pasti membuat panitia harus memeras pikiran dan tenaga serta melakukan gerak cepat untuk mempersiapkan segala kemungkinannya. Hal ini memerlukan kerja keras, cepat, dan cerdas untuk bisa menyesuaikan segala kebutuhan yang harus segera disiapkan oleh panitia lokal UMM.
(Baca: Ketika Presiden Jokowi Mengecoh Undangan VVIP Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim)
Komunikasi intensif dengan pihak terkait seperti protokoler presiden dan Paspampres untuk menentukan persiapan segala hal dalam memenuhi standarisasi protokoler kepresidenan, membuat detak jantung anggota panitia berdenyut kencang. Kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini membuat jajaran pimpinan dan panitia pelaksana membuat kebijakan yang cepat, tepat dan akurat dengan tingkat risiko yang harus diambil.
Kebijakan pihak protokoler maupun Paspampres yang ketat dan harus dipenuhi membuat beberapa hal unik yang bisa menjadi pelajaran bagi siapa saja yang akan didatangi orang nomer satu di republik ini. Berikut beberapa hal yang unik dan terkesan agak aneh mengenai persiapan kedatangan Presiden Joko Widodo yang terkenal sederhana dan simple ini.
(Baca juga: Jokowi Kenakan Almamater UMM dalam Kajian Ramadhan Muhammadiyah Jatim)
Minta ganti kursi biasa
Sebagai tamu kehormatan selevel presiden, panitia beranggapan bahwa kursi yang akan ditempatinya haruslah yang standar kepresidenan dengan kualitas sofa yang menengah ke atas. Contoh kursi sofa dari acara presiden ketika di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), membuat panitia gerak cepat mencari dan segera memasangnya di barisan depan untuk tamu VVIP dan presiden.
Namun, persiapan tempat duduk ini tiba-tiba harus diubah setelah pihak protokoler kepresidenan datang di H-5 sebelum acara berlangsung. Ternyata menurut protokoler, presiden minta kursi yang sama dengan sebagian besar kursi undangan yang lainnya. Tak pelak, hal ini membuat panitia harus mengembalikan sofa yang kualitas terbaik itu dengan kursi dengan standar biasa.
“Presiden Jokowi tidak mau kursinya berbeda dengan hadirin lain. Maka dari itu, semua kursi yang ada di area hal harus sama”, jelas salah seorang protokoler yang hadir di UMM Dome. Hal ini membuat beberapa panitia heran dan kagum pada presiden yang tidak ingin dibedakan kursinya.
(Baca juga: Jokowi: Jangan Habiskan Energi Hanya untuk Demo, Demo, dan Demo)
Gambar presiden harus dihilangkan
Selama persiapan kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini, panitia telah berinisiatif untuk memasang segala publikasi berupa baliho, billboard, dan spanduk. Dengan memajang foto Jokowi yang dominan, dengan warna merah yang khas dan eye catching memang diharapkan gaung kehadiran presiden segera menggema dan segera terpublikasikan di masyarakat.
Bilboard kampus yang berukuran 21 x 6 meter dipinggir sungai juga telah terpampang Selamat Datang Presiden Jokowi. Begitu juga dengan baliho di timur pintu gerbang dan di SPBU UMM.
Lagi-lagi hal ini harus berubah ketika protokoler mengecek publikasi di sekitar kampus. Mereka meminta semua publikasi yang bergambar Jokowi dihapus. Bak disambar petir, panitia langsung gerak sigap mengedit semua publikasi dan menghapus foto Jokowi serta mengganti semua baliho besar di area kampus yang baru 2 hari dipasang.
“Ini bak sulapan, mengganti bilboard sebesar itu dalam semalam dan besok paginya harus sudah terpasang revisinya. Tidak hanya yang di area kampus tapi juga beberapa yang di luar. Tidak ada kata tidak kalau sudah keputusan protokoler,” jelas panitia bagian publikasi yang bertanggung jawab menyelesaikan itu semua.
Alhamdulillah dengan kesigapan dan kecekatan serta proses pengerjaan all round, panitia bisa menyelesaikan sesuai keinginan petugas kepresidenan.
(Baca: Klarifikasi Jokowi tentang Keterkaitannya dengan PKI)
Menutup foto presiden dengan kupon di ID Card
ID Card atau kartu tanda adalah salah satu tanda peserta resmi dan syarat wajib masuk area acara. ID Card didesain sesuai dengan konsep desain publikasi yang lain. Yaitu, dengan menampilkan foto Jokowi sebagai keynote speaker acara Kajian Ramadhan 1438 H PWM Jawa Timur.
Estimasi peserta yang belum begitu akurat dan jumlah pengembira yang banyak serta ditambah puluhan ribu mahasiswa yang diwajibkan hadir, maka panitia telah menyiapkan 20-an ribu ID Card dengan berbagai macam sesuai dengan jenis penggunaan. Karena masih mencantumkan foto Jokowi, pihak protokoler juga menanyakan dan meminta untuk dihilangkan.
Hal ini sentak membuat panitia kalang kabut dan harus berfikir dengan telah dicetaknya ribuan ID card yang telah diberi nama sesuai kebutuhan. Hal itu membuat panitia sempat kebingungan dan berinisiatif menego pihak protokoler. Melalui negosiasi antara pimpinan dan pihak protokoler maka disepakati ID card tetap bisa digunakan. Tetapi, sehari jelang hari H, pihak Paspampres melalui komandannya Capt Rizki menanyakan kembali foto Jokowi yang terpampang di ID card.
Intinya mereka tidak menginginkan terlihatnya foto Presiden dalam ID Card peserta kajian. Hal ini membuat panitia pusing dan harus memutar otak untuk mencari solusi dengan putusan mendadak sehari jelang acara. Ide muncul ketika beberapa panitia sie kesekretariatan berdiskusi serius. “Berat kalau kita harus menempeli stiker untuk menutupi foto presiden. Lebih baik kita tutupi dengan kupon makan buka puasa yang sudah dimasukkan ID card,” ungkap Ridlo Setyono dengan tim kesekretariatan.
(Baca juga: Cerita Muhadjir Soal Kekaguman Jokowi pada Muhammadiyah)
Ide cemerlang ini kemudian dilemparkan ke grub WhatsApp (WA) panitia. “Alhamdulillah, ini solusi jitu dari pada kita harus menempel stiker di ribuan ID card yang sudah siap dibagikan. Cukup menempatkan posisi kupon di bagian depan foto presiden maka foto pak Jokowi sudah tertutupi,” kata Zakarija Ahmad, MPsi Sekretaris Panitia Kajian dari UMM. Hal ini juga diamini oleh Komadan Pasukan Kemanan Presiden Capt Rizki, setelah dikirim contoh gambar ID card dari panitia.
Keputusan ini serentak disebarkan ke semua peserta untuk menutup ID card ketika akan memasuki area UMM Dome. Banyak peserta yang menanyakan mengapa gambar Jokowi harus ditutupi. “Biar dapat door prize sepeda,”seloroh salah satu panitia kepada peserta dengan senyum. (ris)