PWMU.CO – Empat resep rumah tangga bahagia menjadi materi Ahmad Jufri Ubaid dalam Pengajian Ahad Malam yang diselenggarakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kemantren Tulangan Sidoarjo, Ahad (27/8/2023).
Dalam materinya, dia menyampaikan rumah tangga bahagia adalah dambaan setiap keluarga. Namun, tidak semua pasangan (keluarga) bisa mencapainya.
“Maka, dibutuhkan pondasi yang kuat untuk membangun biduk rumah tangga bahagia. Ada empat resep Rasulullah saw yang bisa membuat hidup berumah tangga menjadi bahagia,” katanya pada Jamaah Masjid Baiturrahman.
Pertama adalah istri yang shalehah. Tanggung jawab seorang suami adalah mendidik istri untuk senantiasa menjalankan perintah Allah. “Nek ngaji ngene yo diajak bojone, Pak,” katanya kemudian membacakan al-Quran Surat an-Nisa’ ayat 34.
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.
Dalam memilih calon istri, lanjutnya, jangan hanya dilihat dari kecantikannya semata. Karena kecantikan tidak dapat menjamin kebahagiaan rumah tangga. ”Tetapi pilihlah wanita yang taat beragama. Insyaallah, kebahagiaan akan kita dapatkan,” ujarnya.
Ciri – ciri wanita shalehah dalam Islam, katanya, adalah apabila dilihat menyenangkan, wanita yang taat kepada suami dan mampu menjaga harta dan kehormatannya ketika ditinggalkan suaminya.
Yang kedua adalah anak yang berbakti. Dalam Surat al-Isra’ ayat 23 dijelaskan, Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Anak Shaleh
Ahmad Jufri mengatakan dalam membentuk anak shaleh, saat ini bukan perkara mudah. Membutuhkan energi, pikiran, usaha, dan biaya maupun doa yang cukup dari orangtua.
“Karena saat ini, lingkungan sekitar anak telah dicemari oleh polusi teknologi dan arus globalisasi yang menggerus nilai-nilai agama dan moral,” jelasnya.
Dia menuturkan, anak harus diberi bekal agama yang kuat, untuk menangkal pengaruh buruk tersebut. Satu-satunya alat penangkal yang paling kuat hanyalah agama. Untuk itu, tanamkan nilai-nilai agama sejak kecil. Berikan keteladan yang baik kepada mereka. Sehingga kelak anak akan tumbuh dengan sehat.
Ketiga adalah diperlukan teman dan lingkungan yang alim. Karena pengaruh lingkungan, ungkapnya, sangat besar dan dominan dalam menciptakan kebahagiaan rumah tangga.
”Bila kita tidak jeli memilih lingkungan atau teman, maka kita akan mudah terpengaruh dengan gaya hidup yang materialistis dan hedonisme,” ungkapnya.
Terakhir, tegasnya, adalah memiliki pekerjaan yang baik. Dia menerangkan seorang suami, harus memiliki pekerjaan (penghasilan) yang baik. ”Halal masio akeh gak opo-opo,” tandasnya. (*)
Penulis Ahmad Alfarizi. Editor Ichwan Arif.