PWMU.CO – Guru karyawan SD Mumtaz samakan persepsi dan kaifiyah ibadah dengan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah.
SD Muhammadiyah 1-2 Taman (Mumtaz) menyelenggarakan pembinaan dan penguatan ibadah wudhu dan shalat, bagi guru dan karyawan pada Sabtu (26/8/23), (2/9/23).
Sebanyak 178 orang dari berbagai unsur guru dan karyawan mengikuti kegiatan wajib bagi civitas akademik sekolah. Bertema tata cara wudhu dan shalat sesuai HPT, acara ini dilaksanakan di Aula Gedung 2 SD Mumtaz, Jalan Husain Idris 14 Taman Sidoarjo.
Waka Bidang Humas Mohammad David El Hakim STh I MPd mengatakan, pembinaan ini merupakan agenda wajib bagi guru dan karyawan baru.
“Kalau biasanya pembinaannya dilakukan oleh tim AIK dan guru Ismuba, kali ini pembinaan dan penguatan ibadah diikuti oleh semua guru dan karyawan, baik yang baru maupun lama,” ungkap David.
Libatkan Majelis Tabligh
Pembinaan melibatkan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang. Acara dibuka dengan mengaji bersama dan sambutan kepala sekolah.
Fatchul Mubarok SThI MPd, Kepala SD Muhammadiyah 2 Taman dalam sambutannya menyampaikan, pembinaan ini penting dilakukan.
“Bukan karena guru dan karyawan SD Mumtaz tidak benar dalam berwudhu dan shalat, tetapi untuk merefresh dan menyamakan persepsi terhadap kaifiyah wudhu dan shalat menurut Tarjih Muhammadiyah,” jelasnya.
HPT, lanjutnya, digunakan sebagai acuan dalam memberikan bimbingan dan pendampingan kepada seluruh murid,” imbuh Fatchul.
Dia juga menyampaikan, bagi guru dan karyawan yang berhalangan hadir akan diundang di lain hari. Hal ini bertujuan agar seluruh guru dan karyawan mendapatkan ilmu yang sama.
Sambil berkelakar, Fatchul menyampaikan bahwa dirinya tidak ingin dianggap tidak adil di hadapan Allah SWT nanti.
Ujung Tombak Dakwah
Pembinaan diberikan tiga orang Majelis Tabligh PCM Sepanjang dengan sangat mendetail.
Drs Zainal Khotim, Ketua Majelis Tabligh memaparkan tentang kaifiyah wudhu yang termaktub dalam Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
Tidak hanya dalil dasar diperintahkan berwudhu yaitu pada al-Quran Surat al-Maidah ayat 6, tetapi dijelaskan juga dalil dari beberapa hadits shahih. “Yakni sebagai penjelas kaifiyah tata cara wudhu yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.
Pak Zainal juga menyampaikan, para guru di sekolah Muhammadiyah adalah ujung tombak dakwah Muhammadiyah kepada para murid.
“Tugas yang harus dilakukan tidak hanya berhenti untuk dirinya sendiri, tetapi hendaknya disampaikan kepada murid, keluarga, dan masyarakat,” paparnya.
Para guru berinteraksi secara langsung dan rutin dengan murid. Yakni ketika siswa melaksanakan shalat dhuha, dhuhur, hingga ashar. Dilakukan mulai Senin sampai Jumat.
Untuk itu, memerlukan penyamaan persepsi dan cara terkait wudhu maupun shalat, sebagai ibadah wajib sehari-hari yang diajarkan kepada murid,” terangnya
Usai penjelasan tentang kaifiyah wudhu oleh Majelis Tabligh, diberikan kesempatan peserta untuk bertanya jawab.
Beberapa pertanyaan yang disampaikan terkait hal-hal yang membatalkan wudhu. Misalnya, bersentuhan antara laki-laki dan perempuan tidak menyebabkan wudhu seseorang batal.
Praktik Individual
Dua tim Majelis Tabligh, yaitu Amrozi SFil MPd dan M Abdul Rokhim MPdI memperagakan gerakan wudhu. Dimulai dari niat tanpa dijaharkan (dikeraskan) tanpa kalimat khusus, membaca basmalah sebelum berwudu, hingga doa usai berwudhu.
Kegiatan selanjutnya semua peserta mempraktikkan wudhu secara individual.
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 11-15 orang.
Tiga kelompok guru dan karyawan putra dibimbing tiga orang Majelis Tabligh, sedangkan 10 kelompok guru dan karyawan putri dibimbing ibu guru Ismuba dan senior.
Tidak selesai sampai di situ, setelah praktik wudhu secara individual di tempat wudhu, semua peserta kembali ke aula untuk melakukan evaluasi.
Evaluator dilakukan para pembimbing praktik wudhu, baik dari Majelis Tabligh maupun dari guru Ismuba. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui gerakan wudhu yang masih belum sempurna sesuai HPT, kemudian peserta bisa memperbaikinya.
Acara pembinaan dan penguatan ibadah kali ini ditutup dengan shalat dhuhur berjamaah.
Rachmawati SPd, Kepala Urusan Bidang Al Islam & Kemuhammadiyahan berpesan, “Terpenting usai pembinaan dan penguatan ini adalah keistikamahan dan konsisten, yakni dalam memberikan bimbingan dan pendampingan ibadah wudhu kepada murid,” pesannya. (*)