PWMU.CO – Pelatihan kewirausahaan kedua bagi difabel di Kota Surabaya berlangsung di SD Muhammadiyah 4 Pucang, Sabtu (2/9/2023).
Acara ini diadakan oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Didukung oleh Lazismu, Alfamart, dan Baznas.
Pembukaan pelatihan kewirausahaan dihadiri oleh 150 warga Muhammadiyah dan 20 orang perwakilan penerima manfaat dari Kota Surabaya.
Hadir dalam kegiatan pelatihan ini Ketua MPKS PWM Jawa Timur Hudi Nurwulan, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Surabaya, Ahmad Zaini, dan Muhammad Husin, Manajer Bisnis Perum Bulog Jawa Timur.
Narasumber Syamsul Ma’arif, Direktur Gama Group. Dia menyampaikan motivasi kewirausahaan, strategi pemasaran, dan pengelolaan usaha mandiri.
Syamsul Ma’arif mengatakan, event ini sebagai bentuk kepedulian Persyarikatan Muhammadiyah terhadap pertumbuhan ekonomi kecil menengah khususnya yang ditekuni para difabel.
”Bantuan berupa bimbingan, dukungan, juga modal sangat penting untuk pertumbuhan usaha mereka. Ini senada dengan salah satu ciri Muhammadiyah dengan moto Islam berkemajuan,” katanya.
Menurut data survei yang dirilis oleh Jaringan Difabel Indonesia (JDI) menunjukkan betapa seriusnya dampak ekonomi pada penyandang disabilitas selama pandemi Covid-19.
Sebanyak 86 persen responden yang bekerja di sektor informal turun pendapatan secara drastis.
Program Gerakan Ekonomi Inklusif bagi para difabel dari Muhammadiyah ini bertujuan untuk memberikan dukungan dan peluang bagi penyandang difabel pada aspek ekonomi, sosial, dan kewirausahaan.
Program ini meliputi penguatan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, pemberian modal usaha serta pendampingan sesuai dengan rintisan masing-masing penerima manfaat.
Terdapat 50 orang penerima manfaat pada gelombang ini yang berasal dari Jakarta, Depok, Tangerang dan Surabaya.
Sebagaian besar penerima manfaat bergerak dalam bidang usaha retail/warung, pijat dan tata rias. Melalui inisiatif ini, diharapkan bahwa para penyandang disabilitas beserta keluarga mereka akan lebih mampu dalam meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.
“Pelatihan ini sebagai bagian dari ikhtiar untuk mewujudkan kemandirian difabel, yakni dengan meningkatkan pendapatan melalui usaha yang dijalankan,”kata Faozan Amar, Sekretaris Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial PP Muhammadiyah.
Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM mengatakan, mengapresiasi kegiatan ini. ”Sudah seharusnya penyandang difabel dilibatkan dalam berbagai hal salah satunya berinovasi dan berwirausaha. Dengan pelatihan seperti ini, saya yakin akan lahir potensi diffablepreneur,” katanya.
Menurutnya, di negara-negara berkembang seperti di Indonesia, banyak para penyandang disabilitas yang mengalami diskriminasi sehingga menyebabkan tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan.
”Harapannya dari pelatihan ini juga mampu mencegah diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas dengan meningkatkan kecakapan kerja dan kemampuan kerja mandiri melalui pendidikan dan pelatihan,” tuturnya.
Penulis Dedi Warman Editor Sugeng Purwanto