PWMU.CO – Selain menahan diri dari hawa nafsu, puasa memiliki makna memberi, akan tetapi bukan berbagi. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr M. Saad Ibrahim mengatakan memberi itu tanpa menyisakan untuk dirinya sendiri. Sedangkan, berbagi itu maknanya diri sendiri masih mendapatkan sebagian dari yang dibagi.
Dosen Pasca Sarjana UIN Maliki Malang ini pun menyebut bahwa perintah untuk memberi terdapat dalam Hadist Riwayat Baihaqi, yakni bukanlah orang yang beriman, jika ia sendiri yang kenyang, sedangkan tetangga sebelahnya kelaparan.
(Baca: Inilah 3 Identitas Gerakan Dakwah Pemuda Muhammadiyah)
Perintah untuk memberi, lanjut Saad juga diceritakan dalam sebuah kejadian, yakni tentang seorang wanita penghibur yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati karena kehausan.
”Dari kejadian itu, seorang wanita penghibur tersebut diampuni seluruh dosa-dosanya,” kata Saad dalam pembukaan Kajian Islam dan Buka Bersama di auditorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Rabu (7/6).
Lebih lanjut Saad menyampaikan tentang gerakan Islam dalam Muhammadiyah yang sejak dulu tidak hanya berlomba-lomba dalam kebaikan pribadi. Akan tetapi juga berlomba-lomba dalam kebaikan ummat.
”Muhammadiyah sejak dilahirkan sampai dengan sekarang sudah melakukan kebaikan untuk ummat. Ini yang menjadikan perbedaan gerakan Islam dalam Muhammadiyah dengan organisasi lainya. Karena dalam diri kader-kader Muhammadiyah sudah tertanam untuk melakukan kebaikan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk ummat,” tegasnya.
(Baca juga: Otentitas Muhammadiyah dalam Perkuat NKRI: Hanya Manusia Ahistoris Kelas Berat yang Ragukan)
Di akhir tausiyahnya, Saad berpesan kepada seluruh jajaran PDM Lamongan agar tidak bangga dengan kebesaran pengembangan Muhammadiyah di lamongan, sebelum mampu menularkan keberhasilannya tersebut kapada kabupaten lain di Jatim.
”Untuk saat ini Lamongan masih menjadi salah satu mercusuar pengembangan Muhammadiyah di Jatim. Karena itu, saya mohon untuk tidak berbangga diri sampai Lamongan mampu menularkan keberhasilannya itu menyebar ke kabupaten lain di Jatim yang masih butuh dipancing ghirah ber-Muhammadiyahnya,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Shodikin MPd menguraikan makna Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183. Sesungguhnya manusia sedang diuji dalam sebuah perang besar, yakni perang melawan hawa nafsu. Oleh karena itu, manusia harus mampu menahan diri agar memperoleh gelar taqwa dari Allah SWT.
(Baca ini juga: 3 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah)
Shodikin pun menjelaskan bahwa taqwa itu sendiri dibagi menjadi dua, yakni taqwa secara vertikal dan taqwa secara horizontal. Dijelaskannya bahwa taqwa secara vertikal bentuknya adalah ibadah manusia kepada Allah SWT secara langsung. Sedangkan, taqwa secara horizontal adalah ibadah terhadap sesama manusia.
”Konteks berbagi dan memberi itu merupakan bentuk dari keshalehan sosial yang akan menjadikan kita bertaqwa secara vertikal maupun secara horizontal,” terangnya.(bayu saputra/aan)