PWMU.CO – Empat Guru SDMM Ikuti Workshop on Designing Cambridge-Based Instructional Instruments di Hotel Ariya Gajahyana Malang, Jumat-Ahad (1-3/9/2023).
Mereka adalah Penanggung Jawab International Class Program (ICP) Pradita Eka Putri SPd, guru Matematika Nurul Mahmudiyah SPd, guru IPA Dyah Novira Dwi Jayanti SPd, dan guru Bahasa Inggris Nur Aini Ochtafiya SPd. Workshop ini membahas implementasi Cambridge Framework dan Kurikulum Merdeka.
PLT Kepala UPT Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang (UM) Dr Hj Endang Sri Andayani MSi menyampaikan, Kurikulum Merdeka dan Cambridge Framework dapat diimplementasikan bersama. “Tentunya dengan penyesuaian agar siswa dapat berpikir terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di dunia. Serta dapat melatih cara berpikir siswa menjadi lebih adaptif dan fleksibel dalam menghadapi segala tantangan,” jelasnya membuka kegiatan.
Hal senada disampaikan PLT Sekretaris UPT Sekolah Laboratorium UM Prof Dr Arif Hidayat MSi. Ia menjelaskan, dalam pembelajaran Cambridge juga memuat skill abad 21 yang terdapat pada profil pelajar Pancasila. “Seperti critical thinking, independent, dan collaborative,” ujarnya.
Dalam kurikulum merdeka, lanjutnya, mendidik anak sesuai dengan perkembangan zamannya. “Ajarlah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan pada zamanmu. Sesungguhnya Allah menciptakan mereka untuk zamannya, sedangkan kalian untuk zaman kalian,” jelasnya mengutip pesan Ali bin Abi Thalib.
Hal ini menunjukkan, ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan. “Menurut Ki Hajar Dewantara anak-anak perlu mendekatkan hidupnya dengan penghidupan rakyat agar mereka tidak memiliki pengetahuan saja tetapi juga dapat mengalaminya sendiri,” jelas Prof Arif Hidayat.
Ia menjelaskan, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam. “Kurikulum ini berfokus pada konten esensial agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” tuturnya.
Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka dan Cambridge Framework
Kurikulum Merdeka, kata dia, hadir sebagai jawaban dari hasil studi nasional dan internasional yang menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran cukup lama. “Studi tersebut menunjukkan banyak anak Indonesia yang belum mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar,” ujarnya.
Prof Arif Hidayat menjelaskan, Cambridge primary adalah program pendidikan internasional untuk pelajar usia 5 hingga 11 tahun di seluruh dunia. “Ini untuk dapat mengembangkan pelajar muda yang percaya diri, bertanggung jawab, reflektif, inovatif dan terlibat (enganged) secara langsung,” ujarnya.
Cambridge mengembangkan keterampilan dalam Bahasa Inggris, Matematika, dan Science dengan fleksibilitas kurikulumnya namun memiliki tujuan pembeljaran yang jelas. “Generasi mendatang memerlukan Cambridge yang fokus pada pengembangan keterampilan abad 21,” ujar Prof Arif Hidayat.
Dengan nampaknya gejala-gejala transformasi di Indonesia dan memprediksi skill industry di masa depan, Prof Arif Hidayat meyakini bisa menjalankan kurikulum nasional dan Cambridge dalam satu sekolah dengan berbagai adaptasi. (*)
Kontributor Nur Aini Ochtafiya. Editor Ria Pusvita Sari.
Informasi inden/titip nama https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdOgmfg-pOt2QEMHIImTgyGNFbNPGOf6IsF0q7qHOXUbuA75w/viewform?usp=sharing