PWMU.CO – Film Tegar mengaduk emosi orangtua siswa TK Aisyiyah 1 Kota Probolinggo saat nonton bareng (nobar) di Gedung Bioskop Cultural Great dan Vital (CGV) Jalan Basuki Rahmat Mangunharjo, Sabtu (9/9/2023).
Acara nobar yang berlangsung pukul 11.30-13.35 WIB ini diikuti oleh 261 penonton terdiri dari siswa, orangtua dan guru. Nobar dilakukan di dua ruangan yaitu cinema 2 dan 3. Di cinema 2 ada 216 penonton dan cinema 3 ada 45 penonton.
Harga tiket masuk untuk film tegar ini yaitu sebesar Rp 30.000 dan disediakan pula paket hemat untuk pembelian popcorn dan air mineral tak menyurutkan minat untuk menonton tayangan sarat edukasi.
Kepala TK Aisyiyah 1 Aryzana Maharanny M Pd menuturkan dengan nobar film Tegar ini kami berharap para walimurid mendapatkan ilmu parenting bagaimana memberi support system pada keluarga, terutama untuk anak agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
“Tegar adalah kisah dari anak penyandang disabilitas yang ingin bersekolah. Perjuangan tegar untuk sekolah di tengah segala keterbatasan yang dimiliki membuat penonton menitikkan air mata. Tegar yang terlahir tanpa tangan dan hanya memiliki satu kaki membuktikan jika tidak ada yang mustahil selama kita mau berusaha,” ungkap Aryzana.
Trahgita Anindya, ibunda dari Gelora Omeera Noushafarin, siswa kelompok A2, mengaku sangat tertarik ketika sekolah menginformasikan kegiatan nobar ini.
“Ini akan menjadi pengalaman pertama bagi Gelora menonton bioskop dan film dengan muatan nilai moral yang bagus. Mengenalkan rasa iba dan bangga dengan karakter Tegar. Semoga ke depan sekolah akan mengadakan kegiatan-kegiatan lain yang lebih menarik,” tutur Anindya
Banyak orang tua siswa tampak sembab usai menonton film ini. Demikian juga dengan Arlina Diva salah satu bunda guru TK Aisyiyah 1 mengungkapkan bahwa dia terus menangis haru sepanjang pemutaran film.
“Rasa syukur yang tidak terhingga kita dilahirkan dalam keadaan sempurna, karena ada mereka yang terlahir kurang beruntung dari kita namun tetap semangat di tengah banyak keterbatasan,” ucap perempuan yang akrab dipanggil bunda Diva itu. (*)
Penulis Amin Andri Astiningrum Editor Mohammad Nurfatoni/IM