Posisi Tangan saat Iktidal Menurut Tarjih; Format Baru Fatwa-Fatwa Tarjih: Tanya Jawab Agama oleh Dr Zainuddin MZ Lc MA; Ketua Lajnah Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim dan Direktur Turats Nabawi, Pusat Studi Hadits.
PWMU.CO – Tanya: Ada pendapat yang mengatakan bahwa sikap tangan pada saat iktidal adalah bersikap seperti semula dalam shalat (setelah takbiratul ihram atau bersedekap). Bagaimana sikap tangan pada saat iKtidal tersebut menurut Himpunan Putusan Tarjih? Adakah hadits yang menjelaskan hal tersebut? Mohon penjelasan?
Jawab: Pertanyaan Anda berkaitan dengan masalah sikap atau posisi kedua belah tangan pada saat iktidal (pada saat berdiri tegak setelah bangkit dari rukuk), apakah bersedekap seperti pada saat membaca al-Fatihah misalnya, atau tangan dilepaskan lurus ke bawah.
Mengenai hal ini dalam Himpunan Putusan Majlis Tarjih dituntunkan sebagai berikut:
1.Hadits Abu Hurairah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ المَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ، فَصَلَّى، فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَدَّ وَقَالَ: «ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْتُصَلِّ»، فَرَجَعَ يُصَلِّي كَمَا صَلَّى، ثُمَّ جَاءَ، فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: «ارْجِعْ فَصَلِّ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ» ثَلاَثًا، فَقَالَ: وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالحَقِّ مَا أُحْسِنُغَيْرَهُ، فَعَلِّمْنِي، فَقَالَ: «إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ، ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ القُرْآنِ، ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْدِلَ قَائِمًا، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّىتَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا، وَافْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلاَتِكَ كُلِّهَا»
Abu Hurairah ra. berkata: Nabi masuk masjid. Lalu seseorang datang lalu shalat lalu memberi salam kepada Nabi dan Nabi menjawab salamnya. Lalu Nabi saw bersabda: Ulangilah shalatmu, sungguh anda belum shalat. Lalu ia mengulang shalatnya. Lalu ia mendatangi Nabi dan memberi salam kepada Nabi. Lalu Nabi saw. bersabda: Ulangilah shalatmu, sesungguhnya anda belum shalat 3x. Lalu ia berkata: Demi Dzat yang telah mengutus tuan dengan hak, aku tidak dapat menjalaninya lebih bagus dari itu, maka ajarilah aku shalat. Maka Nabi saw. bersabda: Jika anda hendak shalat, maka bertakbirlah. Lalu bacalah yang mudah bagimu dari Al-Qur’an. Lalu ruku’lah sehingga tumakninah. Lalu i’tidallah sehingga anda berdiri tegak. Lalu sujudlah sehingga tumakninah. Lalu duduklah sehingga tegak dengan tumakninah. Lalu kerjakan seperti itu untuk setiap rakaat shalatmu. (HR Bukhari: 757, 793, 6251, 6667; Muslim: 397; Abu Awanah: 1609; Ibnu Khuzaimah: 461, 590; Ibnu Hibban: 1890; Abu Dawud: 856; Tirmidzi: 303; Nasai: 884; Nasai dalam Kubra: 960; Ibnu Majah: 1060)
2. Hadits Abu Hurairah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: (كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ يُكَبِّرُ حِينَ يَقُومُ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْكَعُ، ثُمَّ يَقُولُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُحِينَ يَرْفَعُ صُلْبَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ، ثُمَّ يَقُولُ وَهُوَ قَائِمٌ: رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَفِي رِوَايَةٍ: (رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ) وَفِي رِوَايَةٍ: (اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ) ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَهْوِي سَاجِدًا) (ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأسَهُ مِنْ السُّجُودِ، ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَسْجُدُ, ثُمَّ يُكَبِّرُ حِينَ يَرْفَعُ رَأسَهُ مِنْ السُّجُودِ) (ثُمَّ يَفْعَلُ ذَلِكَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ الصَّلَاةِ، وَيُكَبِّرُحِينَ يَقُومُ مِنْ الثِّنْتَيْنِ بَعْدَ الْجُلُوسِ) وَفِي رِوَايَةٍ: (بَعْدَ التَّشَهُّدِ) (إِنْ كَانَتْ هَذِهِ لَصَلَاتَهُ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا)
Abu Hurairah ra. berkata: (Jika Nabi bangkit untuk shalat, beliau takbir saat memulai, takbir saat bangkit. Lalu Nabi mengucapkan, samiallahu li man hamidahu ketika mengangkat tulang sulbinya dari ruku. Lalu ketika tegak beliau mengucapkan, rabbana lakal hamdu. Dalam riwayat lain: rabbana wa lakal hamdu. Dalam riwayat lain: (Allahumma rabbana wa lakal hamdu. Lalu takbir ketika sujud) (Llu takbir ketika bangkit dari sujud. Lalu takbir ketika sujud kedua. Lalu takbir ketika bangkit dari sujud) (Lalu Nabi melakukan seperti itu pada setiap rakaatnya hingga selesai. Dan Nabi takbir ketika bangkit dari kedua takaat, yakni setelah duduk tasyahud). Dalam riwayat lain: (setelah tasyahud) (Seperti itulah shalat Nabi hingga beliau wafat). (HR Bukhari: 756, 762, 770; Muslim: 392; Nasai: 1023, 1060, 1156)
Baca sambungan di halaman 2: Hadits Abu Humaid al-Saidi