PWMU.CO – Ada adiksimba dalam Workshop Jurnalistik yang digelar Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Siliragung Banyuwangi di Meeting Room Edhotel SMK Models, Jum’at (15/9/2023).
Kegiatan untuk menyambut Musyawarah Cabang Ke-2 Nasyiatul Aisyiyah Siliragung ini diikuti 35 peserta ekskul SMK Muhammadiyah 8 Siliragung (SMK Models). Yakni terdiri dari IPM, Tapak Suci, Hizbul Wathan, Palang Merah Remaja, Orspala, Badminton, Futsal, Drumben, PMR, dan Bahasa Inggris.
Narasumber pada kegiatan Workshop Jurnalistik adalah Cici Arista Devi SPd , guru SMK Models. Dia adalah guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakaan SMK Models. Bu Cici, panggilan akrabnya, juga aktivis Nasyiah Siliragung. Sebelum bergabung dengan Nasyiah Siliragung dia adalah Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Pesanggaran Banyuwangi.
Cici Arista membahas tentang kaidah menulis. Menurutnya menulis itu harus bermuara pada adiksimba sehingga tulisan yang dimuat bisa akurat. Sambil tertawa cici menjelaskan anak (pelajaran) Bahasa Indonesia tidak boleh lagi menyebut dengan kata 5W 1H. “Haram hukumnya,” kata dia, bercanda.
Adiksimba adalah akronim dari apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Ini menurutnya sesuai dengan bahasa Indonesia. Sementara 5W 1H singkatan dari bahasa Inggris what (apa), where (di mana), when (kapan), who (siapa), why (megapa), dan how (bagaimana). Anak Bahasa Indonesia, menuruitnya, lebih pas pakai adiksimba daripada 5W 1H.
Lebih lanjut cici mengatakan, dalam dunia kepenulisan para jurnalis harus paham sembilan elemen jurnalistiknya Amdreas Harsono. Salah satunya adalah wartawan atau jurnalis harus menjaga kebebasan yang mereka liput. Artinya para jurnalis tidak boleh memihak atau mendukung pada yang berkepentingan.
Rhifan salah satu peserta dari IPM bertanya, bagaimana caranya biar tulisan bisa dimuat di media, “Karena setelah mengikuti kegiatan workshop jurnalistik ini sepertinya saya tertarik untuk menulis.”
Untuk bisa dimuat di media, kata Cici, mulailah lebih dahulu dengan menulis karena jika kamu tidak memulai menulis tidak akan ada tulisanmu di media.
Di akhir kegiatan workshop, perwakilan dari masing-masing ekskul yang hadir mengumpulkan hasil karya berupa tulisan tentang kegiatan pada hari ini. Cici berpesan, “Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (*)
Penulis Fela Layyin Ediitor Mohammad Nurfatoni