PWMU.CO – Batik ecoprint dihasilkan siswa-siswi MTs Muhammadiyah 2 (MTs Muda) Kedungadem Bojonegoro Jawa Timur.
Mereka menggelar praktik pembuatan batik dengan teknik Ecoprint sebagai wujud implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil’alaamin (P5RA), Kamis (14/9/2023).
Praktik pembuatan batik ecoprint berlangsung pukul 13.00-14.30 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 7 yang berjumlah 12 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Praktik pembuatan batik tersebut menggunakan teknik pounding (dipukul).
Dalam proses persiapannya, siswa-siswi membawa bahan dari rumah yakni kain putih, daun-daunan dan bunga. Setelah itu, kain dibentangkan lalu siswa-siswi menempelkan daun-daunan yang diinginkan.
Selanjutnya, daun dipukul-pukul dengan menggunakan palu hingga warnanya menempel di kain. Setelah proses selesai, kain dijemur hingga kering dan direndam dalam air campuran tawas. Tahap terakhir, para siswa menjemur kembali kain tersebut hingga kering.
Salah satu Fasilitator P5RA, Imro’atun Hasanah mengatakan, batik ecoprint merupakan batik yang dibuat dari bahan alami seperti daun-daunan dan bunga bebas.
“Ecoprint merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain dengan menggunakan bahan alami seperti daun dan bunga. Dalam membuat ecoprint ada 3 teknik yaitu teknik pounding (dipukul), stim (dikukus) dan fermentasi. Sedangkan kami dalam praktiknya memilih teknik puonding,” jelasnya.
Dia mengatakan, dalam praktik ini mereka menggunakan bahan kain katun, daun dan bunga bebas. Kriterianya adalah memiliki kandungan air yang sedikit dan berwarna cerah.
“Contoh yang dibawa anak-anak ada bunga pecah piring, bunga sepatu, bungan kamboja dan bunga bugenvil,” katanya.
Kepada PWMU.CO, Waka Kurikulum MTs Muda Kedungadem Defi Sukwanita SPd menyampaikan, proses praktik pembuatan batik ecoprint ini merupakan salah satu program kurikulum merdeka.
“Hasil praktik ini akan kami jadikan hasil karya siswa MTs Muda Kedungadem untuk dimanfaatkan seperti dibuat baju atau dibuat taplak meja yang dipasang di meja-meja sekolah,” ungkapnya. (*)
Penulis Samsul Arifin Editor Nely Izzatul