TNI Piting Rakyat, Merangkul seperti Kepiting? Kolom Bahasa oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO
PWMU.CO – Istilah piting viral. Eh … bukan hanya viral, tapi juga punya tafsir baru. Gara-garanya pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudi Margono berkaitan dengan penanganan unjuk rasa menentang penggusuran di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
Pernyataan Panglima TNI yang menyampaikan instruksi pada komandan satuan bawahan terekam dalam sebuah video yang beredar di medsos. Di dalam video itu ada perintah memiting masyarakat yang melakukan demonstrasi.
“Ya kan TNI-nya umpamanya, masyarakatnya 1.000 ya kita keluarkan 1.000. Satu miting satu itu kan selesai. Nggak usah pakai alat, dipiting aja satu-satu. Tahu dipiting nggak? Ya itu dipiting aja satu-satu,” kata Yudo Margono.
Maka hebohlah jagat medsos. Pernyataan Panglima TNI itu mendapat reaksi negatif, karena TNI yang seharusnya menjadi pengayom rakyat, justru akan melakukan tindakan memiting rakyat.
Dalam bahasa sehari-hari piting atau memiting bermakna menjepit, seperti kepiting yang menjepit mangsanya dengan supitnya.
Pengertian seperti itu tidak salah, sebagaimana dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang mengartikan lema piting sebagai berikut:
pi.ting1
- v apit atau jepit (dengan kaki atau lengan)
pi.ting2
- n tampuk lampu listrik
pi.ting3
- → kepiting
Menjelaskan makna pertama, KBBI menuliskan:
piting1 » me.mi.ting
- v mengapit atau menjepit dengan kaki atau lengan: dengan cepat ia menubruk musuh itu lalu ~ batang lehernya
Pengertian seperti itu bisa dicari contohnya dalam olah raga bela diri campuran seperti dilakoni atlet dunia seperti Khabib Nurmagomedov.
Dalam kamus Tesaurus Tematik Bahasa Indonesia kata piting satu tema atau makna dengan jepit: kempit, kepit; piting; cekah; gites, getil; jentik; cubit; lurut; pilin; gepit.
Baca sambungan di halaman 2: Bahasa Prajurit Memiting Itu Merangkul