PWMU.CO – Islam dan Peradaban Masa Depan disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Prof Dr Aminullah Elhady saat Pengajian Ahad Pagi di Masjid Besar KH Ahmad Dahlan Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (17/9/2023).
Di awal tausiyahnya, Prof Aminullah mengajak jamaah untuk mensyukuri nikmat terbesar yang berupa iman. “Di bawah nikmat iman ada nikmat yang menyertainya, seperti kesehatan, kesempatan, umur, dan seterusnya,” ujarnya.
Memasuki uraian inti dia menyitir petikan ayat al-Quran Surat al-Maidah ayat 3. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.
Dia menyampaikan, ayat ini merupakan penegasan Allah. Islam adalah agama yang sempurna dan sudah dibakukan. Ini berlaku untuk sepanjang hayat.
Peradaban Islam sejak awal, mulai dari periode Madinah di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW selama 12 tahun. Abu Bakar as Shiddiq RA memerintah selama 2 tahun, Umar bin Khathab RA 10 tahun, Usman bin Affan ra 12 tahun, dan Ali bin Abi Thalib kurang lebih 4 sampai 5 tahun.
Hal itu terus berlanjut ke periode Abbasiyah dan Umayyah, bahkan peradaban Islam mampu berkembang hingga ke Spanyol dan berakhir pada tahun 1458.
“Saat itu dunia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, serta keunggulan peradaban di bidang sosial, budaya dan politik semuanya berkiblat pada Islam,” ujarnya.
Dia menceritakan ada seorang orientaris barat, seorang Hindia Belanda, Christian Snouck Hurgronje mempelajari Islam, dan sampai pada simpulannya.
“Jika umat Islam hanya shalat saja, itu tidak bahaya. Tapi menurutnya yang sangat berbahaya adalah pandangan politiknya. Islam mengajarkan keadilan, kejujuran, dan melindungi kaum yang lemah,” ulasnya.
Maka dari itu, lanjutnya, untuk meraih masa depan dan peradaban itu umat Islam harus mempersiapkan diri. Dengan tetap mempelajari ilmu agama dan pengetahuan umum. Sebagaimana telah dirintis oleh KH Ahmad Dahlan saat mendirikan sekolah Muhammadiyah.
Semakin Adaptif
Prof Aminullah menyampaikan, perkembangan dunia semakin adaptif pada Islam, bahkan PBB telah mengeluarkan resolusi pada tanggal 15 Maret 2023 tentang pelarangan islamphobia.
“Warga dunia pun semakin menerima ajaran Islam. Contohnya dalam hal produk makanan. Mereka lebih memilih makanan yang berlabel halal, meskipun mereka adalah nonmuslim,” katanya.
Alasannya, sambungnya, makanan halal lebih higienis, bersih, dan terjamin keamanannya. Salah satu negara yang populasi penduduknya mayoritas nonmuslim, yaitu Thailand. Negara ini telah memiliki The Halal Sience Center yang dibelakang pendiriannya ada nama Dr Winai Dahlan yang merupakan cucu dari KH Ahmad Dahlan.
Di akhir kajiannya, Prof Aminullah mengajak jamaah untuk tetap optimis. “Islam akan kembali menjadi kiblat peradaban zaman, karena Islam itu selalu sesuai dengan tempat dan zaman,” ungkapnya. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.