PWMU.CO – Pengajian Bengawan Njero dilaksanakan di Gedung Dakwah PCM Karangbinangun 007 Desa Sambopinggir Lamongan, Ahad (17/9/2023) pukul 13.00 WIB.
Ini pengajian dua bulanan. Pengajian Bengawan Njero adalah kumpulan PCM di wilayah aliran bengawan njero, sebutan untuk anak sungai Bengawan Solo yang setiap tahun banjir.
Kumpulan ini terdiri empat PCM berada di tepi aliran anak sungai yaitu PCM Turi, Karangbinangun, Kalitengah dan Glagah Kabupaten Lamongan.
PCM Karangbinangun sebagai tuan rumah setelah berjalan empat putaran bergiliran di antara empat cabang tadi.
Pengajian kali ini menghadirkan narasumber Abdul Basith Lc MPdI, Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim periode 2022-2027.
Kiai Basith, begitu ia disapa, memberikan tausiyah istilah pemimpin dengan harapan warga Muhammadiyah tidak buta dalam menyikapi perpolitikan di tahun politik 2024 mendatang.
Dia mendefinisikan kata pemimpin dalam literatur Arab. Dia menjelaskan istilah imam itu artinya teladan. Maka seorang pemimpin harus bisa jadi rujukan tentang berbagai permasalahan yang dihadapi umat serta tidak anti kritik alias mau diingatkan.
Istilah khalifah, dia menerangkan, pemakmur serta memperbaiki keadaan sehingga umat mempunyai masa depan serta harapan yang jelas dan terang. ”Pemimpin itu khalifatullah fil ardhi atau wakil tuhan di bumi ini,” katanya.
Istilah amir atau pemersatu, menurut dia, seorang pemimpin harus bisa jadi perekat antar umat bukan malah mengadu domba antar umat.
Roo’in atau ngemong. Seorang pemimpin itu harus bisa memahami apa yang diperlukan umat, mengarahkan serta mengalami.
Dengan berbagai pemakaian istilahnya, Kiai Basith bertanya pada mustamik,”Adakah di antara calon presiden yang memenuhi kriteria di atas?”
”Mosok ada imam wudhu saja lupa,” selorohnya yang langsung disambut tertawa oleh hadirin.
Sementara Ketua PCM Karangbinangun Mohammad Fu’ad Khambali MPdI menjelaskan, kumpulan Pengajian Bengawan Njero tercetus melalui perbincangan antar pimpinan cabang saat dalam perjalanan pulang dari Ponorogo menuju Lamongan setelah mengikuti Musywil Muhammadiyah Jawa Timur pada 25 Desember 2022 lalu.
”Daripada ngomong ngalor ngidul yang mungkin tidak ada manfaat bahkan bisa jadi maksiat, akhirnya muncul ide sebagaimana kumpulan pengajian ini,” ujarnya.
Penulis Asrukan Alwi Editor Sugeng Purwanto