PWMU.CO – IPM Smamsi Gresik Jawa Timur menggelar kegiatan seminar keputrian di Aula KH Ahmad Dahlan, Jumat (15/9/2023).
Ketua Pelaksana Putri Muna’afasah menjelaskan kegiatan ini dilaksanakan selesai shalat Jumat dengan peserta yang berjumlah 35 siswi SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) mulai dari kelas Fase E, Fase F, dan Kelas XII.
“Kegiatan ini merupakan program kerja pertama dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) bidang Ipmawati. Kegiatan ini mengangkat tema Self love untuk muslimah dari Perspektif Islam.
Dia menuturkan, dengan dibentuknya tema tersebut agar kita dapat mengambil hikmahnya. Dia pun berharap semoga peserta bisa bertanya langsung pada pemateri mengenai dampak yang terjadi di masa remaja saat ini sehingga 90 persen dari mereka susah untuk menyintai diri sendiri.
“Bahasa sekarang istilah itu disebut dengan insecure yang diartikan perasaan ragu, cemas, dan kurang percaya diri dan dapat mengganggu aspek hidup mereka. Seseorang yang demikian itu cenderung memiliki pikiran negatif terhadap dirinya sendiri,” kata siswa kelas Fase F1 ini.
Kegiatan Keputrian
Dalam materinya, Rahmi Fatmawati MPd mengatakan self love adalah menyintai, menyayangi diri sendiri.
“Bukti menyintai diri sendiri adalah aspek sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani berupa makanan dan minuman untuk nutrisi tubuh supaya tumbuh sehat, itu sebagai bukti menyintai diri sendiri,” katanya.
Dia menuturkan, dalam Surat an-Nisa ayat 29, Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam pandangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah maha penyayang kepadamu.
“Sebagaimana Rasullullah menjadi tujuan hidup yang sehat, ada cara yang dilakukan untuk menjadi tipe hidup sehat. Misalnya mengonsumsi madu, habatussaudah, minyak zaitun, dan lainnya. Semua itu menunjukkan bukti self love,” ucapnya.
Aspek yang kedua, sisi rohani. Apa makanan yang dibutuhkan rohani? Nutrisi yang diutuhkan rohani agar tenang, dan tidak susah adalah dengan berdzikir yaitu mengingat Allah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara bertasbih misalnya mengucapkan istighfar, hamdallah, tasbih, dan tahmid serta takbir.
Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 152, Itulah ayat-ayat Allah, kami bacakan kepadamu dengan benar dan engkau (Muhammad) adalah benar-benar seorang Rasul.
Caranya kita harus menyontoh Rasullullah agar senantiasa bersyukur adalah dengan melihat ke bawah, maka kita senantiasa menjadi umat yang senantiasa bersyukur, dalam hal apapun tak lupa mengucapkan Alhamdulillah.
Dengan kita bersyukur, lanjutnya, menjadikan terapi untuk terhindar dari penyakit hati seperti takabur(sombong), hasad (iri), dengki, ujub (mengagumi diri sendiri), dan terapi mental menghindari rasa cemas atau depresi.
Introspeksi Diri
Rahmi Fatmawati mengungkapkan kita harus selalu intrupeksi diri, menyadari bahwa apa yang kita miliki semuanya baik kecantikan, kepandaian, kecerdasan, kekayaan, dan lain sebagainya itu hanya titipan Allah.
“Kita tinggal bersyukur dengan semua itu, yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh Allah kapan saja maka kita harus siap,” katanya.
Lalu, lanjutnya, bagaimana posisi self love dalam perspektif Islam? Dalam Islam tingkatan yang pertama adalah cinta kepada Allah. Misalnya, ketika kita dihadapkan pada dua pilihan satu harta dan kedua Allah. Kedua cinta kepada Rasullullah, ketiga cinta kepada diri sendiri dan sesama muslim.
Terkait dengan adanya menjaga perspektif Islam adalah menjaga amanah yang diberikan Allah kepada kita, maka kita harus merawat diri dengan sebaik mungkin karena dalam agama Islam juga memerintahkan.
Hadist Rasullullah yang artinya Janganlah mengurangi segala bentuk tubuh kita dan jangan pula melebihi segala bentuk tubuh kita. Dalam Surat ar-ra’d ayat 11, Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dia berharap semoga kita bisa menjaga diri dari sisi jasmani dan rohani. Jagalah Allah pasti Allah akan menjaga kita, dalam artian dari hukum-hukum Allah. Mencintai diri kita sendiri dan cara menjaga amanah yang sudah ditetapkan dan diatur Allah SWT.
“Kita harus hati-hati dengan perkembangan teknologi zaman sekarang. Semua itu bisa menolong dan menjerumuskan kita. Bergantung bagaimana kita memanfaatkan hal itu. Ingat, sarana tujuan hidup kita hanyalah untuk beribadah dengan sebaik-baiknya,” tandasnya. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.