PWMU.CO – Asrama Putra Ma’had al-Furqon Muhammadiyah Laren Lamongan diresmikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs Shodikin MPd, Ahad (24/9/2023).
Ma’had al-Furqon Muhammadiyah merupakan amal usaha milik Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Laren berdiri pada tahun 2017. Tanggal 27 Oktober 2020 mendapat izin operasional dari Kementerian Agama dengan nomer statistik pondok : 500035240196.
Peresmian Asrama Putra Ma’had al-Furqon Muhammadiyah Laren Lamongan satu rangkaian dengan Musyran IX Muhammadiyah Laren periode 2022-2027 bersama Musyran Aisyiyah dan Musyran Nasyiatul Aisyiyah bertempat di Masjid al-Furqon yang dilaksanakan malam hari.
Prasasti peresmian Pondok al-Furqon ditandatangani oleh Ketua PDM Lamongan Drs H Shodikin MPd.
Dia mengapresiasi perkembangan Ma’had al-Furqon Muhammadiyah Laren yang pesat, baik jumlah santri maupun fisik terutama Asrama Putra.
Dia berharap agar Ma’had al-Furqon Muhammadiyah Laren menjadi pusat pengkaderan ulama khususnya yang berada di wilayah pantura, di samping Pondok Pesantren Muhammadiyah lainnya.
Moh Makin SPd SAg, Wakil Mudir Ma’had al-Furqon Muhammadiyah Laren yang juga Ketua PRM Laren 2022-2027 menyampaikan, bangunan asrama putra rencana empat lantai.
”Bru terealisasi dua lantai, serta memiliki 4 kamar santri, 2 kamar ustadz, 1 aula dan kamar mandi. Saat ini memiliki santri sebanyak 73 anak, terdiri 37 santri putra dan 36 santri putri,” ujarnya.
Sebelum menandatangani prasasti peresmian, Shodikin memberikan kajian Islam pada saat Pembukaan Musyawarah Ranting Muhammadiyah Laren bersama Aisyiyah dan Nasyiatul Aisyiyah.
Dalam tausiahnya dia menyampaikan, Muhammadiyah merupakan alat berjuang. Untuk mengantarkan suksesnya perjuangan ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan.
Tahap pertama menata hati dan meluruskan niat, yaitu berjuang dengan niat hanya untuk beribadah dan mencari ridho Allah untuk memperbaiki hidup di dunia dan akhirat.
”Dengan niat ikhlas perjuangan terasa nikmat dan bahagia walaupun banyak rintangan yang berat maupun ringan,” katanya.
Kedua, memperkuat komitmen diri dengan bersungguh-sungguh dalam berjuang dalam organisasi Muhammadiyah, karena kesungguhan kunci keberhasilan.
Ketiga, kesabaran dalam berjuang. Sabar bukan berarti menyerah tetapi sabar dengan tetap bertahan dan berusaha serta melakukan berbagai inovasi, walaupun banyak kesulitan yang kita hadapi serta adanya tekanan dari luar.
Keempat, adanya sarana dan prasarana perjuangan. Seperti firman Allah surat at-Taubah ayat 20. ”Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.”
Kelima, tertib dalam berorganisasi, yaitu dengan menjalankan regulasi organisasi, seperti AD/ART Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, matan dan keyakinan cita cita hidup Muhammadiyah, khittah perjuangan Muhammadiyah, Himpunan Putusan Majelis Tarjih dan seterusnya
Keenam, melakukan koordinasi yang baik, baik antara pimpinan maupun dengan organisasi otonom Muhammadiyah dan juga berkolaborasi dengan organisasi lain, pemerintah dan dengan siapa saja.
Penulis Tholin Editor Sugeng Purwanto