Berinteraksi dengan al-Quran oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.
PWMU.CO – Muhammad saw sebagai nabi dan rasul telah begitu sukses mengubah pandangan dunia tentang agama dan hidup manusia.
Tak heran hingga saat ini agama yang disebarkannya diyakini dan dianut oleh 34 persen populasi dunia. Berdasarkan data tahun 2023 jumlah penganut Islam mencapai 2,33 miliar atau menjadi agama terbesar kedua setelah Kristen.
Penambahan tercepat dan banyak pemeluk Islam justru terjadi di Eropa Barat, negeri yang memproduksi orientalis pembenci Islam.
Di negara-negara yang sebagian warganya mempertontonkan sikap anti Islam secara demonstratif itu malah ditemukan fakta mengejutkan saat para seniman, olahragawan, profesor, dan kaum intelektual serta para pendeta eksodus ke Islam dan memilih agama ini sebagai pelabuhan terakhir perjalanan spiritual mereka.
Sebaliknya di Indonesia yang marak oleh seremonial keagamaan justru ada yang keluar dari Islam dan memilih menjadi atheis atau migrasi ke agama lain karena faktor materi, kecewa, atau cinta.
Apa yang terjadi di negeri Eropa Barat memantik sejumlah pertanyaan mendasar tentang eksistensi agama dalam kancah kehidupan modern. Apalagi jika dilihat dari kenyataan pahit eksistensi agama mapan di sana layaknya Kristen, Katolik, maupun Protestan yang semakin hari semakin ditinggalkan umatnya, bahkan oleh pendeta sekalipun.
Kembali ke Timur
Sejatinya apa yang terjadi pada Islam membuktikan kebenaran firman Allah swt semenjak 15 abad lampau.
يٰۤاَيُّهَا الۡاِنۡسَانُ اِنَّكَ كَادِحٌ اِلٰى رَبِّكَ كَدۡحًا فَمُلٰقِيۡهِۚ
Wahai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuinya. (Al-Insyiqaq/84: 6)
Firman Allah di atas menegaskan perjalanan manusia menemukan kebenaran agama melalui manhaj keilahian. Sebuah ajaran genuine yang selamat dari penyimpangan dan pencampuradukan dengan berbagai spekulasi pemikiran manusia.
Islam mengajak menusia modern untuk kembali kepada kemurnian sumber, keyakinan, dan ajaran yang menjamin nilai-nilai kehidupan.
Apa yang terjadi pada diri Pastor Hilarion Heagy menyentak dunia melalui pengakuannya setelah ia memutuskan menjadi mualaf dan berganti nama Said Abdul Latif.
Mantan pendeta Katolik Ortodok Rusia berbasis di Amerika Serikat ini mengakui pertaubatannya ketika menemukan Islam sebagai kembali ke timur dan kembali ke identitas asalnya.
Dia memilih Islam setelah membaca adanya perjanjian primordial antara manusia dengan Tuhan di alam azali dalam surat al-A’raf ayat 172
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini .
Kata ’kembali’ ke Islam adalah sebuah keyakinan asal kita. Sebuah proses panjang untuk kembali, katanya dalam blognya.
Pembuktian Ajaran
Islam benar benar agama untuk zaman dan umat ini. Hal ini karena memang ajaran Islam tidak didasarkan pada mitologi dan halunisasi.
Nabi dan rasul sebelum Islam harus dibekali dengan bukti mukjizat layaknya ’sulapan’ di luar nalar manusia untuk membuktikan kebenaran mereka sehingga masyarakat zaman itu percaya.
Membuat burung bernyawa dari tanah, yang buta bisa melihat, yang tuli bisa mendengar dan menghidupkan yang mati adalah tanda kenabian yang dibutuhkan kaum Bani Israel (Ali Imran/3: 49).
Nabi-nabi sebelum Muhammad saw selalu dikaitkan dengan hal-hal bersifat supranatural, pengetahuan ghaib, sihir, mimpi-mimpi.
Muhammad saw tidak dibekali Allah tanda kenabian semacam itu. Ketika kafir Quraisy meminta bukti dikatakan bahwa tanda-tanda kenabian supranatural semacam itu hanya di sisi Tuhan. Muhammad saw hanyalah pemberi peringatan (Al-Ankabut/29:50).
Penulis buku Muhammad ar-Rasul wa ar-Risalah, Nazme Luke berkata: Bukti dan tanda kenabian Muhammad adalah al-Quran dan diri nabi sendiri berupa perilaku.
Kini dunia bisa membuktikan bahwa dengan al-Quran dan akhlak mulia, kaum atheis, dan agnostik, bahkan para pendeta eksodus ke Islam.
Atheis profesor matematika Jefry Lang dari Universitas Arkansas memeluk Islam setelah berinteraksi dengan al-Quran, terutama setelah membaca surat al-Baqarah ayat 30.
Ayat itu seperti pengakuannya, menusuk hatinya. Pandangannya tentang kitab suci buatan manusia runtuh.
Pendeta asal Amerika Serikat Samuel Shropshire membulatkan hati migrasi ke Islam setelah melihat dan merasakan sendiri perilaku mulia perlakuan penuh persaudaraan seorang muadzin dan jamaah di masjid Jeddah.
Pengalaman langsung berinteraksi dengan mereka menghapus pandangan doktrin Barat terhadap Islam sebagai agama teroris. Sensasi terorisme dan segala atribut negatif tentang Islam pun hilang.
Jika ingin peringatan maulid Nabi Muhammad saw bermakna, maka berinteraksi dengan al-Quran secara intens dan milikilah perilaku mulia.
Dengan begitu kita sudah termasuk di antara umatnya yang memperjuangkan agama Allah swt.
Editor Sugeng Purwanto