PWMU.CO – Parenting di TK Aisyiyah 41 Menganti Gresik menghadirkan Fasilitator Program Sekolah Penggerak Angkatan 2 Sofia Khoirun Nisa’ SPd MPd, Sabtu (30/9/2023).
Parenting kali ini mengusung tema Pentingnya Membersamai Anak dalam Setiap Tahapan Perkembangan. Tema ini penting digaungkan agar tidak terjadi miskonsepsi atau kesalahpahaman tentang pendidikan anak. Mengingat tidak sedikit orangtua memasrahkan pendidikan anak sepenuhnya menjadi tanggungjawab guru di sekolah.
Sofia lantas memberi penguatan kepada orangtua agar pendidikan di sekolah dan di rumah berjalan seiring. “Orangtua itu ada dua. Yang pertama adalah orang tua di rumah yaitu kedua orangtua atau ayah dan ibu. Sedangkan orangtua kedua adalah guru di sekolah,” terangnya.
Bagaimana cara kita untuk membersamai atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah ngancani anak? Sofia pun menjawab pertanyaan retoriknya, “Luangkan waktu untuk sering-sering mendengarkan cerita anak seputar kegiatan di sekolah. Baik itu selepas pulang sekolah atau sesaat sebelum mereka tidur malam.”
Ibu dari dua anak ini menjelaskan, tanggung jawab dalam mendidik anak bukan hanya terletak pada guru di sekolah, namun juga menjadi tanggungjawab ibu di rumah bersama dengan ayah. “Jadi, selain ibu yang dituntut untuk bertanggung jawab, ada sosok lain yang memiliki tanggung jawab yang sama yaitu ayah,” jelasnya. Hal ini bersambut tepuk tangan gembira para ibu yang hadir di parenting tersebut.
“Ayo direkam dan dibuat status ya, Ma. Supaya para ayah bisa mendengar bahwa tanggung jawab dalam pendidikan anak bukan hanya di pundak panjenengan saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab dari ayahnya,” ungkap Sofia.
Atasi Kendala Membersamai Anak
Selain memberikan penguatan kepada para peserta, praktisi pendidikan anak usia dini itu juga memberi beberapa pertanyaan kepada orangtua. Dia bertanya seputar hal-hal baik apa saja yang sudah orangtua lakukan ketika membersamai anak dan kendala-kendala apa yang dihadapi orangtua dalam membersamai anak.
“Memberikan semangat dalam belajar dan memfasilitasi kegiatan belajar anak,” jawab salah satu peserta parenting dan disambung dengan jawaban peserta yang lain kendala yang dihadapi dalam membersamai anak adalah kesibukan orangtua.
Lalu bagaimana cara mengatasi kendala itu? Ibu muda yang sedang melanjutkan studi S3 ini lagi-lagi bertanya retorik. “Salah satu cara yang bisa dipilih adalah dengan menyediakan lingkungan yang sehat, misalnya bersama dengan keluarga yang ada di rumah (nenek) atau bisa dengan orang yang bisa menemani dengan penuh kasih sayang..Jangan memasrahkan anak kepada orang yang tidak tulus ikhlas menjaga anak kita ya, Ma!” pesan Sofia.
Dalam kesempatan ini, Sofia juga menyampaikan sebuah hadist Nabi yang diriwayatkan Bukhori: “Tiada seorang anak pun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani, dan Majusi”
Maka dari itu, lanjutnya, orangtua memiliki peran penting dalam menjadikan anaknya seperti apa. Sehingga doa yang dipilih Nabi Ibrahim bisa menjadi contoh.
Sofia menyampaikan, Nabi Ibrahim itu ayahnya para nabi yang selalu memanjatkan doa untuk anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang shaleh. Doanya: “Rabbi habli minash-shaalihiin.”
Artinya, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh.” (As Shaffat ayat 100)
Akhirnya, Sofia mengajak peserta merenungkan dan mengingat kembali, apa saja yang telah orangtua mereka lakukan selama mereka masih kecil? Sudahkan harapan orangtua mereka tercapai dan apa saja yang telah mereka lakukan untuk anak-anak mereka? Apakah mereka sudah menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak mereka?
Renungan ini sangat menyentuh para peserta parenting karena begitu banyak hal yang mereka rasakan masih jauh dan perlu belajar lagi menjadi orang tua yang lebih baik. (*)
Penulis Nadhirotul Mawaddah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni