PWMU.CO – Pendidik, barometer dan contoh konkret wajah persyarikatan. Demikian Siti Asmah, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur yang mengoordinatori bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (PAUD Dasmen) menyampaikannya.
Ini dia tekankan pada Pertemuan Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Wilayah Kerja (Wilker) V di Aula lantai 9 GKB IV Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (30/9/2023). Wilker V meliputi kota Malang, kota Kediri, kota Batu, kota Blitar, kabupaten Malang, kabupaten Kediri dan kabupaten Blitar.
Pada pertemuan yang mengusung tema PAUD Aisyiyah Abad Ke-2 Menuju Lembaga Berkemajuan, Asmah membahas implementasi Risalah Perempuan Berkemajuan dalam amal usaha Aisyiyah (AUA).
Mengawali pemaparannya, Asmah menyampaikan pentingnya pembahasan dan pemantaban ideologi Muhammadiyah secara mendalam melalui Baitul Arqam. “Diharapkan semua kepala sekolah dan guru sudah mengikuti Baitul Arqam khusus pendidik di AUA,” ungkapnya.
Asmah mengingatkan Muhammadiyah sebagai gerakan. “Jika kita di dalamnya hanya diam saja maka belum menghayati organisasi. Muhammadiyah itu gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. Bergeraklah lillahi taala,” tuturnya.
Sebagai ortom khusus di Muhammadiyah, kata Asmah, Aisyiyah bisa mendirikan AUA berupa KB/TK hingga perguruan tinggi. “Aisyiyah memiliki banyak AUA sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Di Yogyakarta dan beberapa lokasi lain, Universitas Aisyiyah sudah berdiri,” ungkapnya.
“Insyaallah di Jawa Timur sedang digodok pendirian Universitas Aisyiyah yang embrionya dari PDA Kota Kediri,” imbuhnya bersambut riuh tepuk tangan hadirin.
Wajah Persyarikatan
Asmah menyampaikan, dasar untuk bergerak di abad ke-2 ini ialah Risalah Perempuan Berkemajuan yang memuat tujuh Karakter Perempuan Berkemajuan. Yakni iman dan takwa, taat beribadah, akhlak karimah, berpikir tajdid, bersikap wasatiah, amaliah salihah, dan sikap inklusif.
Bergerak dan berkhidmatnya para pendidik di AUA menurutnya bagian dakwah nyata dalam mengenalkan dan mengajak masyarakat untuk amar makruf nahi munkar. “Menjadi pendidik, kita menjadi barometer warga sekitar. Pendidik adalah contoh konkret, sosok nyata, orangPersyarikatan yang dilihat masyarakat secara langsung,” jelasnya.
Sederhananya, Asmah mengimbau, cerminkan diri sebagai orang yang menampilkan wajah Persyarikatan. “Dari sini nanti, suka atau tidak suka dengan Muhammadiyah Aisyiyah, masyarakat akan mendapat gambaran konkretnya sehingga masyarakat akan cinta dan makin cinta dengan Muhammadiyah Aisyiyah,” paparnya.
Dia juga menegaskan, pendidik harus tampil baik, rapi, dan bersih selain berwajah ramah dan sopan. Siti Asmah menutup sesinya dengan mengingatkan makna surat al-Ashr yang membahas pentingnya waktu. Dia juga mengajak hadirin bernyanyi bersama lagu Demi Masa yang dipopulerkan Raihan. (*)
Penulis Nurul Hidayah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni