Imam Abu Mansur Al-Maturidi, Pelopor Akidah Ahlusunnah wal Jamaah; Oleh Dr Amirsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Rombongan Muihabh MUI di Uzbekistan.
PWMU.CO – Rombongan Muhibah MUI ke Uzbekistan berkesempatan melakukan ziarah ke makam Abu Mansur Al-Maturidi, di Samarkand, Senin (2/10/23).
Imam Abu Mansur Al-Maturidi, atau lengkapnya Abu Mansur Al-Maturidi As-Samarqandi Al-Hanafi, adalah imam aliran ahli akidah Maturidiyah serta seorang ahli ilmu kalam. Imam Al-Maturidi dilahirkan tahun 853 Masehi di Maturid, sebuah pemukiman di Kota Samarkand. Dia wafat pada tahun 944 Masehi di Chokardiza, Samarkand, Uzbekistan.
Ketika kita membaca karya Imam al-Maturidi tidak bisa di melupakan Abu Al-Hasan al-Asy’ari, karena dua tokoh ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan karena saling melengkapi dengan manhajul fikr ahlu sunnah wal jama’ah.
Rekam jejak pemikiran kedua tokoh ini banyak diulas oleh para ulama, akademisi di perguruan tinggi ketika belajar ilmu kalam yakni pendekatan filsafat dalam menjelaskan akidah Islam. Ilmu ini lahir dari kebutuhan untuk menegakkan dan mempertahankan prinsip-prinsip akidah ketika terdapat keraguan dalam berfilsafat.
Para mufasir seperti Ibnu Katsir dan pengikutnya menjuluki tokoh ini dengan perintis ahlussunnah (pemimpin golongan ahlussunnah) diberikan gelar al-Imam al-Zahid (pemimpin yang zuhud).
Setidaknya ada dua catatan sejarah yang bisa memperkuat biografinya. Pertama, silsilah keluarga dari Muhammad bin Muhammad bin Mahmud atau keturunan dari Abu Ayyub Khalid bin Zaid al-Anshari, seorang tokoh sahabat Nabi yang rumahnya menjadi tempat Nabi SAW pertama menetap di Kota Madinah ketika Nabi SAW hijrah dari Makkah.
Kedua, menurut Kamaluddin Ahmad al-Bayadhi dalam kitab Isyarat al-Maram min Ibarat al-Imam, Abu Manshur al-Maturidi dilahirkan di Desa Matrid, sebuah desa di daerah Samarkand yang sekarang termasuk negara Uzbekistan.
Di daerah ini pula beliau di makamkan yang hingga kini dijadikan tonggak sejarah bagi umat Islam dalam memperjuangkan dan mempertahankan akidah ahlussunnah wal jamaah yakni akidah Islam yang diyakini Rasulullah SAW, para sahabat, dan ulama serta umat Islam hingga saat ini agar terhindar dari berbagai macam penyimpangan seperti syirik dan bidah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni