PWMU.CO – Pandu HW Smedaka belajar berwira usaha di pabrik tahu, Dusun Dongol, Desa Tempel, Krian. Mereka dari siswa kelas X Dan XI SMK Pemuda Krian (Smedaka).
Pembina Hizbul Wathan (HW) Saheri membuka pemberangkatan pukul 07.30 WIB di halaman Smedaka, Sabtu (7/10/2023). Dia menyampaikan, kegiatan ini bertujuan agar Pandu HW dapat mandiri dan belajar membuat tahu secara langsung dari pabrik. “Di sana kalian bisa melihat, menanyakan, mencatat, dan mempraktikkan secara langsung proses pembuatan tahu.”
Selesai briefing, pandu HW berangkat menuju pabrik tahu. Pandu HW berkeliling di pabrik tahu dengan penuh semangat. Mereka mencoba hal-hal baru seperti memberi cuka dan menyaring ampas kedelai.
Berdasarkan informasi karyawan pabrik tersebut, Atikah Indira, salah satu pandu HW, bisa mengetahui proses pembuatan tahu membutuhkan waktu 5-7 jam.
“Karena ada proses pengendapan dan penggumpalan saat pemberian cuka. Proses penggumpalan tahu memakai asam asetat. Sari pati diambil dari biji kedelai melalui proses penggilingan, perebusan dan penyaringan,” terangnya.
Selanjutnya, giliran pandu HW Hanifah Roshni menyampaikan hasil wawancaranya. “Produksi tahu dimulai pukul 08.00-18.00 WIB. Biji kedelai ini bisa dibuat tahu, tempe, sari kedelai, kembang tahu (tauwa), dan ampasnya bisa dibuat tempe gembus (menjes),” ungkapnya.
Jadi hasilnya, sambung Hanifah Roshni, bisa dimanfaatkan semua dan tidak terbuang. “Produk olahan kedelai didistribusikan kepada warga sekitar, pasar, dan daerah Sidoarjo,” tambahnya.
Atikah Indira menambahkan, dengan adanya outdoor learning ini, pandu HW sangat senang mendapatkan pengalaman baru. “Seru banget! Hitung-hitung hiburan. Melihat proses pembuatan tahu di sana kayak main soalnya bareng teman-teman. Akhirnya saya tau proses pembuatan tahu dan hal-hal apa saja yang perlu disiapkan dalam proses produksi,” ujarnya. (*)
Penulis Fransy Herani Putri Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni