PWMU.CO – Alim Murti, guru senior di SMK Muhammadiyah 2 (SMK Muda) Kediri berpulang, Jumat (7/10/2023). Ialah Dra Alim Murti, guru pengampu Bahasa Indonesia kelahiran 1 November 1963. Wanita ini mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 13.43 WIB di RSM Ahmad Dahlan Kediri.
Sejak Ahad (1/10/2023) pukul 16.15 WIB, Alim Murti menyampaikan izin bekerja karena sakit. Izin ini dia sampaikan melalui grup WhatsApp Dinas SMK Muda.
Ummi Sholichah, adik almarhum, mengungkap, almarhum masuk rumah sakit Rabu (4/10/2023) malam. Indikasi terakhir sakit demam berdarah. Alim Murti dipindah ke ruang ICU, Jumat (7/10/2023) pukul 10.00 WIB.
Kepala sekolah, guru, dan siswa lantas menjenguknya pukul 13.00 WIB, tapi saat itu kondisinya tidak memungkinkan dijenguk. Akhirnya mereka hanya sebatas menjenguk di sekitar ICU. Sepulang rombongan SMK Muda, keluarga mendapat izin menemani pasien sampai kemudian dinyatakan meninggal.
Setelah dimandikan di RSM oleh pihak RS, keluarga, dan sahabat guru SMK Muda, jenazah dibawa ke rumah duka. Yakni di rumah orangtuanya, Jalan Kawi. Jenazah kemudian dikebumikan di pemakaman Mojoroto sore itu juga. Dia selama ini tinggal sendiri di rumah pribadinya di Desa Bandar.
Tak hanya guru dan karyawan, alumni dan keluarga besar Muhammadiyah Kota Kediri juga bertakziyah. “Shalat jenazah pun dilakukan hingga beberapa kloter karena silih berganti berdatangan,” imbuhnya.
Tegas dan Keibuan
Kepala SMK Muda Wahyu Warastriyo SKom mengenang sosok Alim Murti. “Seorang ibu guru yang memiliki karakter tegas dan keibuan, yang disiplin mengajarkan siswa terutama perihal ibadah shalat lima waktu,” ungkapnya.
Hal ini, sambungnya, membawa hasil siapa pun alumni SMK Muda pasti pertama kali menanyakan, “Bagaimana kabar Bu Alim?”
“Apa-apa yang beliau ajarkan membekas dibenak para lulusan yang telah sukses. Kami keluarga besar SMK Muhammadiyah 2 merasa sangat kehilangan sosok pengajar yang tegas dan keibuan. Ibu Alim Murti, semoga amal ibadah beliau diterima Allah. Amin yaa robbal’alamiin,” imbuhnya.
Sebelum sakit ini, Alim Murti memang menderita diabetes, tetapi dia tetap menjalankan rutinitas sehari-hari layaknya sedang sehat. “Setiap hari masuk ke sekolah untuk mengajar siswa-siswinya,” ungkapnya.
Padahal, sekolah sudah memberi kemudahan dengan hadir di sekolah saat wajib mengajar di kelas saja dan bisa meninggalkan setelah itu tanpa menunggu jam sekolah usai supaya kesehatannya tidak terganggu.
Sejak muda, dia sudah berjuang membesarkan SMK Muda dengan mengajar. Dia pernah menjabat sebagai Waka Kesiswaan ketika kepemimpinan Drs Bahrudin.
Almarhumah memang punya kebiasaan unik. Setiap pagi sering membawa jajanan untuk sebagian siswa dan guru. Bahkan pernah juga pagi-pagi menyiapkan minuman teh di kotak untuk siswa di sekolah.
Semoga kebaikannya menjadi jaringan dan teladan bagi yang lain. (*)
Penulis Aini Sukriah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni