PWMU.CO – Manusia mudah digelincirkan setan diungkapkan oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Jawa Timur Mufti Syafi’i SE.
Mufti Syafi’i menyampaikannya saat memberi tausiyah di Pengajian Ahad Pagi Fastabiqul Khairat yang digelar di Masjid Al-Amin Pusat Dakwah Muhammadiyah Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng Kabupaten Banyuwangi Jatim, Ahad (8/10/2023).
Pengajian yang dimulai pukul 06.00 WIB dihadiri oleh ratusan jamaah, baik jamaah laki-laki maupun jamaah perempuan. Mengawali ceramahnya, Mufti Syafi’i mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah, karena masih diberi nikmat yang berupa kesempatan untuk hadir di kegiatan ini.
“Bersyukur ini ajakan serius, bukan klise sebagai pembuka awal pidato. Karena musuh kita yang namanya setan memiliki agenda untuk membuat manusia tidak mau bersyukur,” tegasnya.
Selanjutnya Mufti – sapaan akrabnya, menyampaikan ceramah dengan mengutip al-Quran surat al-Baqarah ayat 30. Dia mengajak jamaah untuk merenungkan ayat tersebut yang menjelaskan tentang awal penciptaan manusia (Adam AS). Dan di ayat 34 dijelaskan penolakan setan untuk bersujud kepada nabi Adam.
“Mengapa setan tidak mau sujud kepada Adam? Karena setan merasa dirinya lebih baik. Maka jangan sampai kita umat Islam merasa lebih baik, meskipun pada kenyataannya memang baik,” ujarnya.
Dalam al-Quran, lanjutnya, setan bersumpah akan menggelincirkan manusia sampai kiamat nanti. Dengan cara menghalangi manusia dari jalan yang lurus.
“Dari arah manapun, dari kanan, kiri, depan, dan belakang untuk menggelincirkan manusia. Itulah yang menyebabkan kebanyakan manusia tidak mau bersyukur,” ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa penyebab manusia dapat digelincirkan oleh setan. Pertama, manusia kurang azam. Artinya, tekadnya untuk menjaga perintah agama kurang kuat.
“Ini dicontohkan saat umat Islam kalah dalam perang Uhud. Karena mengabaikan perintah Nabi Muhammad SAW untuk tetap berada di puncak gunung Uhud sebagai benteng pertahanan,” jelasnya.
Kedua, sambungnya, manusia lupa terhadap larangan Allah. Hal ini karena manusia sangat tertarik nikmat duniawi yang terpampang di depannya. Bisa berupa harta dan pangkat.
“Demi meraih itu, manusia melakukan dengan segala cara. Manusia melupa ada larangan yang dilanggar. Ini terjadi pada Adam dan Hawa yang sampai digelincirkan oleh setan,” terangnya.
Ketiga, tidak memperlakukan setan sebagai musuh. Masih saja mendengarnya, mengikutinya, bahkan mentaatinya. “Padahal perintah agama sudah sangat jelas. Yaitu innahu lakum aduwun mubin. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,” paparnya.
Setan Itu Musuh yang Nyata
Menguatkan isi ceramahnya, Mufti Syafi’i mengajak jamaah untuk merenungkan firman Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 208.
“Ayat tersebut mengandung perintah Allah untuk masuk Islam secara kaffah atau totalitas. Dan jangan sampai mengikuti langkah-langkah setan. Karena setan menjadi musuh yang nyata bagi manusia,” tuturnya.
Pengajian yang berlangsung selama satu jam itu berjalan dengan khidmat. Tepat pukul 07.00 WIB pengajian diakhiri. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Sugiran.