PWMU.CO – Muhammadiyah Bojonegoro berkembang pesat karena mengubah mental meminta. Demikian Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro Drs H Sholihin Jamik SH MH mengungkapnya di kajian rutin Muslim dan Muslimah.
Pengajian triwulan pertama ini berlangsung di Masjid at-Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gosari, Ahad (15/10/2023) pukul 06.00-07.30 WIB. Penyelenggaranya Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ujungpangkah. Kajian ini bertema ‘Dengan Tauhid dan Aqidah yang Khanif Kita Raih Hidup Selamat di Dunia dan Akhirat”.
Sekretaris Majelis Tabligh Nuril Umam SPdI membuka acara. Usai Hafidz Hilmy Mujaffar siswa kelas 8 SMP Muhammadiyah 11 Ujungpangkah membaca Wahyu Ilahi, Ketua PRM Gosari Ir Aminuddin dan Ketua PCM Ujungpangkah Drs H Choirulloh MPd menyampaikan sambutan.
Mengawali materi kajiannya, Drs H Sholihin Jamik SH MH menceritakan, beberapa pekan lalu ia diundang Bupati Bojonegoro Adriyanto SE MM PhD. Kala itu Adriyanto meminta saran Muhammadiyah bagaimana menjalankan program pembangunan di Kabupaten Bojonegoro.
Sholihin pun memberi saran untuk menjalankan program-program pemerintah harus memperhatikan Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU), dua organisasi terbesar di negara ini, sebagai bentuk sinergi.
Abaikan Propaganda
Pria yang pernah menjabat Ketua Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) itu menyampaikan, “Muhammadiyah mempunyai tiga doktrin gerakan yaitu gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gerakan tajdid.”
Mengapa Muhammadiyah berdiri? Sholihin menjawabnya menurut alasan subjektif KH Ahmad Dahlan dari surat Ali Imran ayat 104.
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Maka, sambungnya, berorganisasi itu wajib. “Harus ada kelompok atau organisasi yang mengajak kepada berbuat kebajikan dan mencegah kepada perbuatan yang mungkar. Para jamaahnya harus merasa gelisah ketika melihat kemungkaran. Dan itulah bukti masih ada iman pada diri manusia,” ungkapnya.
Sholihin juga menilai, jumlah Muslim di dunia besar tapi belum bisa menjadi solusi terhadap permasalahan publik. “Umat Islam di Indonesia masih banyak terpengaruh propaganda yang diciptakan Snouch Horgonye,” terangnya
Propaganda itu berupa pendapat Islam hanya berhubungan dengan ibadah ritual saja seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Sementara urusan muamalah seperti ekonomi, politik, hukum bukan bagian (urusan) Islam. “Akhirnya banyak umat Islam yang mempedulikannya,” imbuhnya.
Risalah Politik Rasul
Sholihin menegaskan ini terbukti dari data orang terkaya di Indonesia nomor 1-39. Tidak ada yg berasal dari umat Islam. Dia percaya ini karena politik kekuasaan itu kotor sehingga ekonomi dan politik Islam menjadi lemah.
“Rasulullah Muhammad SAW setelah menyelesaikan risalah tauhid, maka yang disampaikan kedua adalah menegakkan keadilan. Bukan risalah shalat, haji, zakat, puasa (turun ketika hijrah),” tegasnya.
Yakni bagaimana menghadirkan keadilan di tengah publik, menegakkan keadilan dengan instrumen politik. “Pendapat yang mengatakan bahwa risalah politik rasul tidak ada itu pendapat yang salah!” ungkapnya.
Sholihin melanjutkan, Rasul melawan Abu Jahal karena berbuat sewenang-wenang. Ada kedzaliman di mana-mana. “Tidak ada penjajah yang menegakkan keadilan. Mereka mempunyai dan menguasai instrumen politik kekuasaan. Oligarki berkuasa di negeri ini karena ekonominya kuat,” ujarnya.
Ia menambahkan, menurut Imam Ghozali, agama dengan kekuasaan itu ibarat saudara kembar. Penguasa tanpa agama itu dzalim, hanya berdoa saja, tanpa dapat berbuat apapun. Hukum dibuat sebagai alat kekuasaan oleh pemimpin yang tidak punya agama.
Menurutnya, korupsi para pejabat itu karena mereka tidak punya keyakinan merasa diawasi Allah dan menghadirkan Allah dalam situasi apapun. “Para Koruptor itu tidak takut KPK, jaksa, polisi atau hukum,” urainya.
Ubah Mental
Pada tahun 2010, kata Sholihin, Bojonegoro termasuk kabupaten termiskin. Selama 11 tahun warga Muhammadiyah membangun masjid tidak kunjung selesai karena mengandalkan pendanaan dengan sistem urunan.
Maka menurutnya harus ada perubahan mental. “Mental orang kaya itu selalu memberi sedangkan mental orang miskin itu selalu meminta-minta,” ungkapnya.
Alhasil, Muhammadiyah Bojonegoro sekarang dapat berkembang pesat di bidang ekonomi dengan memiliki tiga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Selain itu, mengelola pasar modern Home Mart Surya.
Usai Kajian, seluruh jamaah berdiri teratur mengantre di depan masjid untuk mendapatkan sayur yang sudah panitia sediakan bekerja sama dengan KL Lazismu Ujungpangkah.
Lebih dari 500 jamaah Muhammadiyah sekecamatan Ujungpangkah menghadirinya. Mulai dari jajaran PCM, Pimpinan dan Anggota Organisasi Otonom (Ortom) setingkat cabang, Kepala dan Perangkat Desa Gosari, Pengurus Ranting Nahdhatul Ulama (NU) Gosari, guru Muhammadiyah Aisyiyah, dan warga Muhammadiyah se kecamatan Ujungpangkah. (*)
Penulis Muhammad Khoirum Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni