PWMU.CO – Harapan Ketua STAIM Paciran, Yusuf Wibisono SS MPdI disampaikan saat Wisuda Ke-XXVI Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Paciran, Sabtu (14/10/2023).
Acara ini digelar di Aula KH Abdurrahman Syamsuri Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem Paciran, Lamongan, Jawa Timur.
Mengawali sambutannya, Yusuf Wibisono menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan Pondok Pesantren Karangasem atas segala dukungan dan suport yang telah diberikan.
“Kami mengucapkan terima kasih atas suport yang diberikan yayasan kepada kami. Sehingga STAIM bisa dan mampu berjalan sejauh ini,” ungkapnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada jajaran panitia yang telah bekerja keras sehingga kegiatan Wisuda ini berjalan sukses. Menurutnya, kesuksesan acara ini tidak luput dari kerja keras seluruh panitia wisuda.
Dia mengaku bahwa pihaknya akan terus berbenah demi kemajuan STAIM. Selain itu, dia juga berharap STAIM Paciran ini segera bisa berkembang menjadi Institut.
“Kami terus berupaya melakukan yang terbaik dan berharap nantinya STAIM ini bisa berkembang dan bisa menjadi Institut,” tuturnya.
Rencana Membuka Prodi Baru
Dia menjelaskan, selain saat ini telah memiliki Fakultas Tarbiyah dengan Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), STAIM Paciran juga berencana akan membuka fakultas baru dengan Prodi Ekonomi.
Sebagai penutup sambutan, dia mengucapkan banyak terima kasih kepada para wisudawan atas kepercayaannya terhadap STAIM Paciran.
“Kami ucapkan terima kasih, karena sudah menjadikan STAIM sebagai bagian dalam perjalanan pendidikan mahasiswa,” ujarnya.
Wisuda ini diikuti sebanyak 100 mahasiswa strata 1 (S1) terdiri dari atas dua angkatan, yakni angkatan 2018 dan 2019. Masing-masing angkatan terdiri dari 48 dan 52 mahasiswa.
“Iya Alhamdulillah, pada angkatan wisuda ke-26 ini kami mengukuhkan 100 wisudawan dan wisudawati dari dua angkatan,” ungkap seksi acara wisuda, Nur Kholis SThI MAg kepada PWMU.CO.
Dengan jumlah yang setiap tahunnya sekitar 50 mahasiswa, lanjutnya, sehingga acara wisuda ini diadakan setiap 2 tahun sekali. (*)
Kontributor Wahidul Qohar Editor Nely Izzatul