PWMU.CO – Membangun Budaya Literasi. Tema ini disampaikan Ketua Majelis Pustaka Informasi dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi Taufiqur Rohman MPdI saat tausiyah Pengajian Ahad Pagi di Masjid Ar-Rahmah Siliragung Banyuwangi Jawa Timur, Ahad (22/10/2023).
Pukul 6.15 WIB pengajian dimulai. Di awal ceramahnya Taufiqur Rohman mengajak jamaah untuk bersyukur atas nikmat Allah.
“Kita ucapkan alhamdulilah, karena masih diberi kesempatan untuk bertemu di majelis ilmu ini,” ujarnya.
Selanjutnya dia membacakan ayat al-Quran Surat al-Alaq ayat 1-5. Dia menjelaskan kelima ayat tersebut merupakan wahyu yang pertama kali diturunkan ke muka bumi kurang lebih 1500 tahun yang silam.
“Ayat yang pertama berupa perintah iqra. Artinya bacalah. Ini menjadi satu isyarat pentingnya literasi (membaca). Apalagi ketika dikaitkan dengan ayat yang keempat, alladzi allamal bil qalam (yang mengajar manusia dengan perantaran pena). Ini jelas kaitannya dengan dunia tulis menulis,” jelasnya.
Menurutnya, membaca dan menulis adalah konsep dasar untuk membangun budaya literasi. Jika budaya itu sudah terbentuk, maka kemajuan dan kejayaan suatu bangsa akan diperoleh.
“Coba dicermati, tidak ada negara yang maju di dunia ini, tanpa ditopang dengan tingkat literasi yang baik. Seperti negara Finlandia menjadi negara yang maju, karena literasinya sangat bagus,” ulasnya.
Lalu bagaimana dengan negara kita? tanyanya retoris. Kalau diambil data survei dari Unesco. Negara kita terlihat tingkat literasinya sangat rendah. Dari 1000 orang, hanya 1 orang yang rajin membaca. Dengan kondisi tersebut bisakah tercapai generasi emas yang menjadi impian bersama? Ataukah itu hanya mimpi di siang bolong.
Untuk itu, tegasnya, maka membangun budaya literasi menjadi satu keniscayaan. Dengan cara membuat perpustakaan-perpustakaan mini, menyediakan pojok-pojok baca, dan remanajemen perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah, dari perpustakaan konvensional menjadi digital lib.
“Mari ifdak binafsik (mulai dari diri sendiri) membangun budaya literasi,” ajaknya.
Dia mengajak jamaah untuk belajar sejarah di era Bani Abbasiyah. Saat itu umat Islam memiliki Bait Al Hikmah, perpustakaan yang kaya dengan buku-buku bacaan. Sehingga Islam menjadi kiblat peradaban dunia.
“Harus diingat juga satu pesan Nabi, bersungguh sungguh mengambil hal yang bermanfaat bagimu. Di antara makna pesan itu adalah berupaya keras untuk membangun budaya literasi,” ungkapnya.
Pengajian berakhir pukul 07.00. Dilanjutkan sarapan bersama dengan jamaah. (*)
Penulis Ghulam Bana Islama. Editor Ichwan Arif.