PWMU.CO – Beda guru zaman dulu dengan zaman now. Hal itu disampaikan oleh Pengawas Pendidikan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Farid Wajdy MPdI saat menyampaikan materi dalam Workshop Peningkatan Kapabilitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) SMK Pusat Keunggulan SMKS Muhammadiyah 6 Rogojampi, Kamis (26/10/2023).
Bertempat di Aula SMKS Muhammadiyah 6 Rogojampi, sebanyak 54 orang guru yang mengikuti kegiatan ini. Acara ini dimulai pukul 09.00 WIB. Farid Wajdy memaparkan perbedaan antara guru zaman dulu dengan guru zaman now. Ada 5 pembeda yang dia sampaikan.
“Pertama, cara mengajar. Guru pada zaman dulu kebanyakan menggunakan gaya mengajar yang berpusat pada guru atau dikenal dengan istilah teacher-centered,” katanya.
Dalam hal ini guru menjadi sumber utama belajar dan buku hanya difungsikan sebagai penunjang. Sedangkan gaya mengajar guru zaman now (sekarang) lebih berpusat pada siswa atau student-centered. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri.
“Dan guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Kemudahan mengakses buku dan juga informasi melalui internet, membuat siswa dapat belajar dari mana saja,” tambah anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banyuwangi itu.
Inilah, tekannya, letak perbedaannya yang pertama,” katanya.
Kedua, interaksi antara guru dan siswa. Kalau zaman dulu, guru adalah sosok yang sangat dihormati dan juga disegani. Sekarang, guru memiliki peran yang sangat banyak. Tidak hanya sebagai pendidik, dia juga berperan sebagai orangtua, bahkan guru juga dapat menjadi teman siswa.
“Saat ini sudah banyak ditemui siswa dapat bercerita bebas dengan gurunya. Hubungan siswa dan guru menjadi lebih dekat dan lebih akrab, sehingga suasana belajar lebih menyenangkan dan interaktif.”
Teknologi Pendidikan
Farid Wajdy menjelaskan, poin ketiga, penggunaan teknologi pendidikan. Sekarang, media yang digunakan dalam pendidikan tidak lagi sebatas buku, namun guru masa kini sudah sangat akrab dengan teknologi.
“Tidak hanya mengoperasikan komputer, guru telah memanfaatkan berbagai aplikasi untuk menunjang pembelajaran. Salah satu pemanfaatan teknologi yang sering digunakan oleh guru adalah untuk membuat media pembelajaran yang interaktif. Guru zaman now dapat membuat media berupa video, slide presentasi, kuis, dan game interaktif,” jelasnya.
Keempat, pemberian tugas. Dulu, sering kali siswa mendapat tugas dalam bentuk merangkum atau mengerjakan soal-soal. Tak jarang pula siswa mendapatkan tugas menuliskan materi pelajaran melalui dikte dari guru.
“Sekarang sudah menerapkan berbagai jenis tugas untuk mengukur perkembangan belajar siswa. Salah satunya dengan memberikan tugas berupa proyek kepada siswa yang dapat menunjang proses berpikir, eksplorasi, dan kreativitas siswa,” ungkapnya.
Reward and Punishment (hadiah dan hukuman) menjadi pembeda yang kelima. Dulu dengan menggunakan cara-cara yang tegas untuk mendisiplinkan siswa. Misalnya lari mengelilingi lapangan, berdiri di pojok kelas selama jam pelajaran, bahkan sampai dipukul dengan tongkat.
Di zaman sekarang, lanjutnya, punishment yang diberikan oleh guru sudah tidak berbentuk hukuman fisik lagi. Jika siswa mengalami pelanggaran, sangsi yang diberikan lebih pada konsekuensi akademis.
“Misalnya dengan membaca buku kemudian membuat resensi. Diberikan peringatan secara lisan. Meminta siswa untuk menjadi asisten guru saat mengajar di kelas. Sedangkan rewardnya berupa pujian, memberikan bintang atau poin. Bisa juga dengan menjadikan siswa yang berprestasi menjadi leader di kelasnya,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 6 Rogojampi, Fahima Sholatin MPd dalam sambutannya mengajak guru agar senantiasa meng-upgrade diri. “Workshop ini merupakan implementasi kegiatan penguatan pembelajaran pada program SMK Pusat Keunggulan,” ujarnya.
Dia berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan kompetensi guru sebagai fasilitator, mediator, dan motivator dalam pembelajaran di kelas. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.