PWMU.CO – Dinkes Gresik uji Kelayakan jajanan Kantin Aisyiyah dan Toko Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PCM GKB di SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jumat (27/10/2023). Siang itu juga ada penyuluhan kebijakan higiene sanitasi pangan sentra pangan jajanan/kantin sekolah.
Agenda ini bermula dari undangan Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik dr Mukhibatul Khusnah MM (21/10/2023). Ari, sapaan akrabnya, ingin mewujudkan kantin sehat dan memastikan jajanan aman bagi peserta didik SD Mugeb. “Ini bagian dari peningkatan layanan jajan siswa di kantin dan koperasi sekolah,” katanya.
“Maka kami mengajukan permohonan uji jajanan di kantin SD Mugeb dan uji kelayakan kantin SD Mugeb sebagai kantin sehat. Besar harapan kami Dinas Kesehatan bersedia untuk membersamai peserta didik beserta warga SD Mugeb dalam meraih berkah kesehatan terbaik,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, Ketua PCA GKB Ummu Sholihah menerangkan, Aisyiyah mengelola kantin di tiga sekolah. Yakni SD Mugeb, SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) juga di SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik.
“Dari tiga sekolah ini yang sudah uji kelayakan baru SD Mugeb. Diawali dari SD Mugeb, mungkin ke depan juga ke Spemdalas dan Berlian School,” harapnya.
Dengan uji kelayakan ini, sambung Ummu, Aisyiyah bisa tahu mana jajanan yang sehat untuk kantin sekolah. “Kalau ada jajanan yang kurang sehat, nanti kita bisa perbaiki. Yang diuji di sini kandungan formalin, boraks dan pewarna metanil. Mudah-mudahan dari uji ini tidak didapati kandungan itu,” ungkapnya.
Dia lantas mengucapkan terima kasih kepada tiga petugas Dinkes yang hadir. “Terima kasih Bapak-Ibu yang telah meneliti kandungan di jajanan ini untuk tahu sudah aman dikonsumsi atau belum. Mudah-mudahan sangat bermanfaat untuk anak-anak yang mengonsumsi jajanan yang ada di kantin kita,” imbuhnya.
Kebijakan Higiene Sanitasi Pangan
Sebelum memeriksa, Pemeriksa Sanitasi dari Dinkes Tiwi Santini ST menerangkan, Dinas Kesehatan punya perpanjangan tangan Puskesmas. “Di Puskesmas ada petugas kesehatan lingkungan, mereka juga punya alat seperti ini. Sebenarnya wilayahnya ini ke Puskesmas. Tapi kebetulan teman-teman Puskesmas lagi ada pelatihan ke luar kota, kemungkinan tidak bisa. Jadi kami yang turun,” jelasnya.
Dia lantas menerangkan kebijakan hygiene sanitasi pangan sentra pangan jajanan kantin sekolah. Beragam isu keamanan pangan di sekolah dia paparkan. Seperti pemakaian bahan tambahan yang dilarang untuk pangan, alergen, keracunan pangan, gula-garam-lemak, serta cemaran biologi, fisika dan kimia.
Selain itu, salah satu uraiannya membahas pengelolaan pangan olahan siap saji yang harus menerapkan enam prinsip higiene sanitasi pangan. Ini terdiri dari pemilihan atau penerimaan bahan pangan, penyimpanan bahan pangan, pengolahan pangan, penyimpanan pangan matang, pengangkutan pangan matang, dan pengajian pangan matang.
Usai peserta yang terdiri dari pengelola kantin Aisyiyah, Ketua PCA GKB, supplier kantin dan toko MEK, dan pengelola Toko MEK PCM GKB menyimak pemaparan itu, proses pemeriksaan pangan berlangsung.
Pemeriksa Sanitasi Yulia Nur Prastiyani SKM pun menjelaskan hasil pemeriksaan. “Kami menggunakan alat untuk skrining awal. Kalau ingin lebih meyakinkan, kita bisa ke lab terakreditasi,” ujarnya.
Suasana hening. Semua yang di ruangan ini masih menanti kesimpulan hasil pemeriksaan. “Hasil skrining menggunakan alat kami yang sederhana, alhamdulillah negatif semua. Bakso tidak mengandung boraks, saya tidak tahu itu merek apa. Mi juga tidak mengandung formalin. Basreng yang digoreng ini juga alhamdulillah tidak mengandung boraks,” urai Yulia.
Tak hanya itu, “Mi yang berwarna kuning juga tidak mengandung pewarna melanin. Sosis itu berbagai macam merek, saya juga tidak tahu ini merek apa, tapi alhamdulillah tidak mengandung boraks maupun formalin.”
Akhirnya dia berpesan, “Kita harus pintar-pintar memilih bahan. Kalau sudah langganan beli di situ tidak usah beralih.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni