Wafat, dr Muhammad Thohir Direktur Pertama RSI Surabaya Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengukir Sejarah dan sembilan judul lainnya
PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihirajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah dr Muhammad Thohir SpKJ Jumat (3/11/2023) pukul 04.21 di Rumah Sakit Islam (RSI) Jalan Ahmad Yani, Surabaya.
Sontak, berita tersebut memantik rasa duka di banyak kalangan. Ini bisa dimengerti karena almarhum yang berpenampilan menarik itu adalah pribadi dengan banyak kegiatan dan kontribusi.
Muhammad Thohir seorang dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair). Tentu, sejawat dan murid-muridnya banyak.
Almarhum aktif di berbagai organisasi antara lain di NU dan ICMI. Tentu, jaringan pertemanannya luas.
Beliau aktif memberikan ceramah dan kajian di banyak kalangan. Jamaahnya tak sedikit. Almarhum punya banyak karya buku. Jadi, pembaca buah pikirnya terentang jauh ke berbagai kota.
Dari sederetan aktivitas itu, bisa dibayangkan betapa luasnya skala pergaulan sekaligus jasanya bagi sesama. Maka, munculberbagai kenangan mengesankan.
Kenangan Murid
“Saya mengenal beliau di pengajian yang digagas HMI di FK Unair di awal kuliah, 1981. Orangnya cool,” tutur Dr dr Ahmad Zainullah SpP.
“Tampak di wajahnya aura kiai. Walau di awal perkenalan disebut posisinya sebagai Direktur RSI Surabaya, suatu posisi yang wah bagi mahasiswa FK baru seperti saya, dia rendah hati. Saat sekitar 10 tahun setelah itu saya mengikuti kajian Islam-nya di Masjid Al-Falah Surabaya, ilmu agamanya bak orang alim setara kiai. Tapi, satu hal yang tak berubah, beliau tetap “cool”. Dia santun,” lanjut dokter asal Madura yang kini menetap di Lumajang ini.
Ternyata, soal performa yang “cool” menjadi kesan utama bagi dr Jamaluddin SpM (K), mahasiswa almarhum yang masuk FK-UA pada 1983. “Beliau itu cool, kalem, tenang. Almarhum penyuka ilmu dan memperdalam ilmu psikiatri ketika sudah mulai senior,” kata lelaki sederhana ini.
“Sebagai pemateri kajian keislaman, beliau memberi semangat meraih ilmu dan menjadi mahasiswa muslim yang aktif dalam berbagai kegiatan positif. Berkata demikian, sembari beliau menunjukkan karyanya bukunya yang berjudul Kedudukan Ilmu dalam Islam. Beliau gampang jika diminta mengisi kajian keagamaan dan berkonsultasi hal apapun,” demikian kesaksian dokter yang masih aktif bertugas di Rumah Sakit Mata Masyarakat (RSMM) Surabaya ini.
Masih kesaksian dari murid Almarhum yaitu Dr dr Handayani, yang masuk FK-UA pada 1983. “Bagi saya dr H Muhammad Thohir SpKJ bukan hanya baik dan penuh perhatian, tapi sangat istimewa. Kadang serasa beliau sebagai orangtua yang penuh perhatian dan kasih-sayang,” kenang perempuan yang kini menjadi Dekan FK Unusa Surabaya ini.
“Alhamdulillah, doa dan perjuangan beliau untuk membangun dan membesarkan Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya dan mendirikan Fakultas Kedokteran Universitas NU Surabaya (Unusa) terwujud. Sekali lagi, bagi saya, Almarhum adalah orangtua, guru, sejawat, dan teladan terbaik,” tutur Bu Yani, panggilan akrabnya.
Jika di atas adalah kesan dari tiga muridnya, kini kita ikuti kenangan dari Drg Mohamad Junaidi Sp Pros MARS. “Saat saya berkunjung ke beliau untuk silaturahmi, saya terkesan dengan ucapan dan wajahnya yang teduh,” kata lelaki yang masuk FKG-UA pada 1984 ini.
Selanjutnya, “Waktu saya silaturahmi ke KH Zakky Ghufron (pernah menjadi Ketua Yayasan RSI Surabaya), beliau berpesan kepada saya agar menjadi seperti dr. Muhammad Thohir seorang ilmuwan Islam dan penulis,” kata lelaki asal Nganjuk yang purnatugas sebagai ASN pada pertengahan 2023 ini.
Baca sambungan di halaman 2: Sekilas Jejak