PWMU.CO – IPM Junior mendalami materi Ke-IPM-an malam-malam. Sebagai pengenalan, pada hari pertama Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Junior dari empat sekolah menyimak materi tentang ke-IPM-an.
Ketua Bidang Organisasi PD IPM Lamongan 2021-2023 Muhammad Zikri Alhaq mengajak mereka mengupas tuntas tentang organisasi ini sejak pukul 19.00-21.00 WIB. Zikri menjelaskan, IPM didirikan pada 18 Juli 1961. “Di IPM, laki-laki dipanggil Ipmawan, perempuan dipanggil Ipmawati,” ungkapnya, Jumat (3/11/2023).
Dia juga mengenalkan ortom di Muhammadiyah selain IPM. Seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.
“Batasan umur menjadi IPM adalah 24 tahun. Lalu setelah itu bisa lanjut IMM. Setelah itu, yang laki-laki bisa jadi Pemuda Muhammadiyah dan yang perempuan bisa jadi Nasyiatul Aisyiyah.,” terangnya di aula MI Muhammadiyah 4 (MI Mudipat) Brangsi, Laren, Lamongan, Jawa Timur.
Dia lantas menunjukkan logo IPM. Zikri mengungkap, “Buku di lambang IPM berarti sumber ilmu pengetahuan. Di IPM juga ada semboyan ‘Nun wal qalami wama yasthurun‘.”
Berbagai bidang di organisasi pelajar ini lantas dia paparkan. “Bidang-bidang IPM ada pengkaderan, kajian Islam, Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP), Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga (ASBO), Advokasi, dan KWU,” urai Zikri di hadapan 103 kader IPM.
Pimpinan IPM di tingkat pusat sampai ranting juga dia kenalkan. “Di tingkat pusat berarti se-Indonesia. Di tingkat wilayah berarti seprovinsi. Di tingkat daerah berarti sekabupaten. Di tingkat Cabang berarti sekecamatan. Di tingkat ranting berarti sedesa atau dusun. Lokasi Pimpinan Pusat ada di Jakarta dan Yogyakarta,” jelas Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah (STAIM) Paciran itu.
Menjelang akhir pemaparannya, Zikri juga mengenalkan, di IPM ada 3T. Yaitu tertib ibadah, tertib organisasi, dan tertib belajar. IPM didirikan Pemuda Muhammadiyah sebagai tempat belajar berorganisasi. “IPM pernah ganti nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada 18 November 1992 dan ganti kembali jadi IPM pada 8 November 2008,” terangnya.
Sementara itu, IPM Junior dari empat sekolah fokus menyimaknya. Yakni dari MI Mudipat Brangsi, SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti dan SD Muhammadiyah 1 Driyorejo (SD Mudri).
Sebagian mereka tampak khsuyuk mencatat satu per satu materi yang Zikri jelaskan. Seperti yang dilakukan Aisha Sasta kelas V SD Mugeb. Setelah pemaparan selesai, dia menunjukkan catatan sebanyak 3 halaman dari menyimak materi pertama ini kepada Sri Ayu Lestari SPd, guru pendamping kelompoknya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni