PWMU.CO – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) akan menyelenggarakan perayaan hari kelahiran (milad) ke-111 Muhammadiyah pada hari Sabtu (11/11/2023), bertempat di Aula Mas Mansur, Kantor PWM Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya.
Sekretaris PWM Jatim Prof Dr H Biyanto MAg menjelaskan, perayaan Milad Ke-111 Muhammadiyah ini diselenggarakan PWM Jatim satu pekan lebih awal. Hal itu karena biasanya Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melaksanakan perayaan milad tepat pada hari kelahiran Muhammadiyah (18 November) di Yogyakarta.
“PWM se-Indonesia pasti diundang dalam perayaan milad Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh PP tersebut. Agar kegiatan milad tidak berbarengan, maka PWM Jawa Timur berinisiatif untuk menyelenggarakan lebih awal,” ujarnya kepada PWMU.CO, Jumat (9/11/2023).
Prof Bi, sapaan akrabnya mengatakan, perayaan milad oleh PWM Jawa Timur ini dikemas dalam acara yang santai, khidmat, tapi serius. Acara akan diawali dengan penampilan musik Orkestra SMA Muhammadiyah (SMAM) X Surabaya.
“Grup musik SMAM X ini ditampilkan karena sudah teruji dengan prestasi yang membanggakan di level nasional dan internasional,” paparnya.
Yang juga sangat mengesankan, imbuhnya, orkestra yang beranggotakan 25 personil dari siswa SMA Muhammadiyah X Surabaya ini sebagian besar adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Bahkan, beberapa di antara mereka dalam keadaan tunanetra. Hebatnya, di antara mereka yang tunanetra ini juga hafal beberapa juz dari al-Qur’an,” tutur Prof Bi.
Apresiasi Pembinaan Seni Budaya
Dia menjelaskan, dengan menampilkan anak-anak berkebutuhan khusus tetapi bertalenta, maka diharapkan ada inspirasi yang dibawa hadirin ketika pulang ke daerah. Menurutnya, penampilan grup musik Orkestra ini sekaligus sebagai apresiasi terhadap pembinaan kegiatan seni dan budaya di sekolah dan Madrasah Muhammadiyah.
“Sebab harus diakui, banyak kalangan luar (outsider) memahami Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang kurang peduli terhadap seni dan budaya. Padahal jika diamati dalam beberapa dekade ini, banyak sekolah dan madrasah Muhammadiyah Jawa Timur yang berprestasi di bidang seni budaya,” ungkapnya.
Di antara capaian di bidang seni budaya adalah: qasidah modern (SMA Muhammadiyah 2 Surabaya), paduan suara (SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo), band cilik (SD Muhammadiyah 4 Surabaya), musik angklung (SD Muhammadiyah 16/Sekolah Kreatif Surabaya), grup musik modern SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, dan lainnya.
Menurutnya, beberapa capaian sekolah Muhammadiyah di bidang seni budaya itu penting diapresiasi. Karena itulah dalam berbagai acara organisasi di Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah perlu menampilkan kreativitas anak-anak di bidang seni dan budaya.
“Sejauh ini, tampilan seni budaya itu sudah dilakukan meski baru sebatas seni budaya khas Muhammadiyah, seperti: drumband dan tapak suci,” katanya.
Diskusi Politik Hadirkan Tiga Tokoh
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menambahkan, sesi selanjutnya dari perayaan milad tahun ini adalah diskusi panel dengan tema: Mengawal Politik Kebangsaan Muhammadiyah.
“Topik ini diangkat sebagai refleksi untuk menerjemahkan secara lebih konkret nilai-nilai khittah politik Muhammadiyah dalam menghadapi tahun-tahun politik menjelang pemilu 2024,” paparnya.
Sebelum sesi diskusi, acara Milad diisi dengan sambutan pembukaan dari Ketua PWM Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM. Acara dilanjutkan dengan ceramah kunci (keynote speech) oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir.
Setelah rangkaian pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan narasumber ternama, yakni Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abd Mu’ti dan Peneliti Utama Utama Politik BRIN Prof R Siti Zuhro.
“Dengan perspektifnya masing-masing narasumber akan membedah dinamika politik menjelang pemilu 2024. Diskusi ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi pimpinan persyarikatan untuk memosisikan Muhammadiyah dalam percaturan politik menjelang pemilu 2024,” harap Prof Bi.
Persoalan posisi politik ini menurutnya penting, karena sebagai organisasi besar dengan jutaan anggota di seantero negeri, Muhammadiyah pasti menjadi magnet dalam tarik-menarik kepentingan politik menjelang pemilu.
“Pertanyaan lain yang memantik untuk didiskusikan adalah: bagaimana memosisikan khittah politik Muhammadiyah dalam dinamika politik yang cenderung sangat pragmatis dan transaksional ini?” katanya.
Dia mengatakan, beberapa pertanyaan itu akan diulas tuntas oleh Prof Haedar, Prof Mu’ti, dan Prof Zuhro. Harapannya, sekitar 500 peserta yang hadir dalam kegiatan ini akan tercerahkan sehingga tidak gagap dalam menempatkan posisi Muhammadiyah.
Prof Bi menuturkan, hadirin yang diundang dalam kegiatan milad di Kantor PWM Jawa Timur ini berasal dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Jawa Timur, pimpinan dan anggota majelis/lembaga PWM Jawa Timur, organisasi otonom tingkat wilayah, serta beberapa pimpinan amal usaha Muhammadiyah di Jawa Timur.
“Akhirnya, saya ucapkan Selamat Milad Ke-111 untuk Persyarikatan Muhammadiyah (18 November 1912-18 November 2023). Semoga Muhammadiyah terus mencerahkan layaknya matahari yang terus menyinari semesta,” ucapnya. (*)
Kontributor Nely Izzatul