PWMU.CO – Hindari tiga perbuatan dosa tema khutbah Jumat yang disampaikan oleh Heri Istanto, SPd guru SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur di Masjid Ad-Dakwah Smamsi, Jumat ( 10/11/2023).
Dalam khutbahnya, dia mengatakan ada tiga perbuatan dosa dalam menghadapi pesta demokrasi (Pemilu) di Indonesia adalah prasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menghibah.
Ketiga perbuatan itu sering dilakukan orang-orang dalam media sosial hanya untuk mendukung salah satu capres dan cawapres atau calon legislatif. Akibat dari perbuatan itu, tidak sedikit di antara mereka saling bermusuhan, bahkan sampai berakibat fatal yaitu pembunuhan.
Firman Allah yang artinya, Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang (al-Hujurat :12).
Larangan Berprasangka Buruk
Dia menambahkan terjemahan surat di atas melarang para hamba-Nya yang beriman dari banyak berprasangka buruk, yakni mencurigai keluarga dan kaum kerabat serta orang lain dengan tuduhan yang buruk yang bukan pada tempatnya.
Karena sesungguhnya sebagian dari hal tersebut merupakan hal yang murni dosa, untuk itu hendaklah hal tersebut dijauhi secara keseluruhan sebagai tindakan prefentif. Dalam hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda.
“Janganlah kamu mempunyai prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka yang buruk itu adalah berita yang paling dusta; janganlah kamu saling memata-matai, janganlah kamu saling mencari-cari kesalahan, janganlah kamu saling menjatuhkan, janganlah kamu saling mendengki, janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling berbuat makar, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.”
Sufyan Ibnu Uyaynah telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, dari Anas ra yang mengatakan Rasulullah SAW pernah bersabda.
“Janganlah kalian saling memutuskan persaudaraan, janganlah kamu saling menjatuhkan, janganlah kamu saling membenci, dan janganlah kamu saling mendengki, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak dihalalkan bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.”
Ada Lafaz Tajassus pada galibnya (umumnya) menunjukkan pengertian negatif (buruk), karena itulah mata-mata dalam bahasa Arabnya disebut jaras. Adapun mengenai lafaz tahassus pada umumnya ditujukan terhadap kebaikan.
“Tetapi adakalanya lafaz ini digunakan untuk pengertian negatif, seperti pengertian yang terdapat di dalam hadis sahih, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, Janganlah kalian saling memata-matai dan janganlah pula saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah pula saling membenci dan janganlah pula saling menjatuhkan, tetapi jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
Al-Auza’i mengatakan tajassus ialah mencari-cari kesalahan pihak lain dan tahassus ialah mencari-cari berita suatu kaum, sedangkan yang bersangkutan tidak mau beritanya itu terdengar atau disadap. Tadabur artinya menjerumuskan atau menjatuhkan atau membuat makar.
Hal ini ditafsirkan oleh Nabi SAW melalui sabdanya yang mengatakan bahwa gibah ialah kamu gunjingkan saudaramu dengan hal-hal yang tidak disukainya.
Lalu ditanyakan, Bagaimanakah jika apa yang dipergunjingkan itu ada padanya?” Rasulullah SAW menjawab, Jika apa yang kamu pergunjingkan itu ada padanya, berarti kamu telah mengumpatnya; dan jika apa yang kamu pergunjingkan itu tidak ada padanya, berarti kamu telah menghasutnya.
Dia mengingatkan juga untuk selalu menghindari ketiga perbuatan itu. Sebab konsekuensi dari tidak bisa menjaga lisan dari keburukan yaitu kita tidak masuk surga. Rasulullah juga bersabda, yang artinya, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.
“Semoga kita bisa menghindari tiga perbuatan yang dilarang oleh Allah. Dari tiga perbuatan itu bisa berakibat memecah belah persaudaraan, fitnah, bahkan membuat orang lain saling membenci. Apalagi berkaitan dengan kondisi saat ini dalam menghadapi pesta demokrasi (pemilu),” ujarnya.
Dia berharap bersikaplah yang baik dan bijak dalam menghadapi pesta demokrasi (pemilu). Jangan dinodai dengan perilaku buruk yang bisa memutuskan tali silaturahmi. Perbedaan itu hal yang biasa.
“Namun, harus dijaga dengan saling menghargai dan menghormati pilihan masing- masing,” katanya. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.