PWMU.CO – SD Mugeb mengegelar Heroes Day Parade dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Jumat (10/11/2023)
Bertempat di lapangan timur SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb), kegiatan diikuti oleh siswa kelas I-VI dengan mengusung tema My Hero, My Spirit, SD Mugeb Stand for Palestina.
Serangkaian acaranya adalah Penampilan tari tradisional, menyanyikan lagu Indonesia raya, sang surya dan mars IPM, Disamping itu juga diberikan penghargaan kepada donatur Palestina terbaik.
Sebelum pawai lagu Atouna El Toufoule dinyanyikan bersama dengan membawa bendera Palestina. Kemudian dilanjutkan dengan pawai jalan sehat dan ditutup dengan kemeriahan bazar Ikwam. Semua siswa, guru dan juga wali siswa mengenakan busana pahlawan, ada yang berbusana sebagai tentara TNI, dokter juga polisi.
Dalam sambutannya, Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi meminta kepada anak-anak untuk banyak bersyukur dan mengisi kemerdekaan ini dengan banyak belajar.
“Anak-anakku, yang akan mengharumkan nama Indonesia syukur Alhamdulillah pagi hari ini Allah berikan kesempatan kepada kita. Mari, kita syukuri sebagai nikmat kemerdekaan. Namun dibalik nikmat kemerdekaan itu ada perjuangan 10 November 1945 yang mengorbankan jiwa raga pahlawan kemerdekaan indonesia. Ini yang harus kita syukuri dengan cara belajar,” katanya.
Pada kesempatan ini, Ari juga memaparkan telah mengundang Kodim 0817 Gresik. “Alhamdulillah di tengah-tengah kita berdiri bapak bapak dari tentara nasional Indonesia, Komando Distrik Militer (Kodim) Gresik yang mendampingi kita akan memberikan pencerahan, semangat bahwa yang namanya kemerdekaan itu tidak hanya dipertahankan tapi harus diisi dengan hal-hal yang positif sebagaimana mereka menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar tetap berdiri tegak,” terangnya.
Kali ini momen yang sangat berharga bagi kita sebagai manusia cukup untuk peduli kepada anak-anak yang ada di Palestina.
“Mari kita berdoa semoga di belahan dunia manapun anak-anak harus merdeka. Harus bisa bermain, belajar sehingga bisa mengisi dunia ini dengan keceriaan. Oleh karena itu, kita doakan kita suport,” sambungnya.
Penjajahan di masa Lalu
Dalam pemaparannya, Letkol Inf Supriyadi yang mewakili dari Kodim 0817 Gresik mengajak kepada siswa untuk banyak belajar dari penjajahan pada masa lalu. “Anak-anakku, pada hari ini adalah hari pahlawan,” ucapnya mengawali.
Di masa sekarang ini, lanjutnya, apakah pernah kalian bayangkan kondisi bangsa Indonesia pada masa lalu, yang pernah dijajah oleh bangsa- bangsa Belanda dan bangsa Jepang?
Mari, ajaknya, kita skip pemikiran kita, bayangan kita mengingat ke masa yang telah lampau, dengan melihat kondisi masyarakat Indonesia di saat penjajahan. Bangsa Indonesia dijajah Belanda kurang lebih 350 tahun.
Sedangkan usia kita rata-rata 63 tahun. Jadi kalau kita membayangkan orang tua kita, nenek kita, orangtuanya nenek kita, mereka dalam kondisi yang sangat menderita. Sekolah tidak ada, makanan tidak ada, mobil tidak ada. Kondisinya sangat mengenaskan.
“Mau sekolah jalan kaki. Makan sehari belum tentu menggunakan nasi,” terangnya.
Supriyadi juga menjelaskan bagaimana Belanda memperlakukan rakyat Indonesia. Belanda saat ìtu menetapkan dengan sistem tanam paksa. Nenek moyang kita dipaksa untuk bekerja menanam seperti kopi, tebu, cengkeh, tetapi bukan untuk kita bukan untuk bangsa Indonesia tetapi hasilnya mereka ambil mereka rampas, mereka bawa pulang ke negaranya, Belanda.
“Orangtua kita hanya sebatas karyawan, bekerja dan bekerja tetapì hasilnya tidak ada. Hasilnya tidak bisa kita makan, tidak bisa kita jual, tidak bisa kita manfaatkan untuk bangsa Indonesia pribadi. Semua diambil oleh penjajah,” terangnya.
Kalau sekarang kita tanam mangga hasilnya kìta makan. Kalau jaman penjajahan tidak seperti itu. Anak anakku, lanjutnya, ini adalah pengorbanan. Marilah kita jaga. Mari kita pelihara NKRI ini. Kita menikmati kemerdekaan ini tidak lepas dari kerja ķeras para pahlawan.
“Mari kita banyak bersyukur dilahirkan di zaman yang sudah modern. Untuk itu tanamkanlah dalam jiwa kalian, dalam pribadi kalian dalam kehidupan kalian bahwa negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah mutlak milik Indonesia,” ajaknya. (*)
Penulis Kaiisnawati. Editor Ichwan Arif.