PWMU.CO – Guru dan karyawan SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik nonton bareng (nobar) film Budi Pekerti, Jumat (17/11/2023). Nobar ini dalam rangka memeriahkan Milad Ke-111 Muhammadiyah.
Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi mengungkap, “Pada Milad Muhammadiyah kali ini, SD mugeb mengambil tema ‘Spirit Belajar untuk Memajukan Indonesia’.”
Ari–sapaan akrabnya–menuturkan, “Seyogyanya tidak hanya siswa yang belajar tapi guru juga harus terus belajar. Salah satunya melalui film Budi Pekerti ini.”
Harapannya, kata Ari, selain sebagai wadah rekreasi sebentar selepas mendidik, ustadz dan ustadzah juga dapat mengambil inspirasi dari film tersebut. “Sehingga meningkatkan kualitas diri dan kualitas layanan untuk generasi pemenang masa depan dari SD Mugeb,” imbuhnya.
Ari yakin, sesuatu yang keluar dari hati akan sampai ke dalam hati. Karena itulah usai menonton film ini dia berpesan pada guru SD Mugeb, “Mari melembutkan hati untuk mendidik generasi pemenang masa depan dari SD Mugeb!”
Siang itu siswa kelas III-VI SD Mugeb terjadwal pulang seperti biasa, pukul 12.15 WIB bakda shalat Jumat. Usai memastikan kepulangan siswa hingga pukul 12.45 WIB, 59 guru dan karyawan langsung menuju ke Studio 3 CGV Icon Mall Gresik. Mereka pun menikmati film berdurasi 1 jam 50 menit itu. Sesekali gelak tawa terdengar.
Memantik Air Mata
Pukul 14.35 WIB mereka keluar bioskop sambil kompak menyeka air mata. Seperti Guru Bimbingan dan Konseling Yuanita Anggun Candra Yudha SPsi. Perempuan asal Benjeng, Gresik, Jawa Timur, ini masih menyeka air matanya usai nonton.
Menurutnya, banyak adegan sedih di film ini. “Salah satunya ketika anaknya tidak mengakui ibunya. Terus waktu pulang diantar anak-anak bareng-bareng,” terangnya.
Film ini juga membuatnya teringat proses konseling di Ruang BK selama ini. “Jadi ingat anak-anak. Semoga kelak jadi anak sukses,” doanya sambil mengusap sisa air matanya.
Lain lagi dengan Koordinator Bidang Administrasi Sekolah (BAS) Fatma Hajar Islamiyah MPd, pun bersyukur bisa nonton bersama keluarga besar SD Mugeb. Dari film ini, dia memetik dua hal penting.
“Pelajaran pertama adalah kehati-hatian. Kta tidak bisa mengendalikan persepsi orang lain terhadap apa yang kita sampaikan,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik itu.
Kedua, sambung Fatma, digitalisasi dan komunikasi tanpa batas menjadi tantangan pendidikan. “Implementasi pendidikan belum tentu dapat disikapi sama oleh masyarakat. Tetapi oleh guru, prinsip ramah anak adalah ramah yang berkelanjutan. Bukan sekedar permisif tetapi mendidik dengan hati agar sampai ke hati!” tegasnya.
Tilik Bayi
Setelah nobar, mereka silaturahmi ke rumah salah satu guru yang baru melahirkan. Ialah Usifatul Fardiyah SPd. Rumahnya kebetulan dekat dengan lokasi nobar.
Wakil Kepala Sekolah bidang Umum Agus Supayitno SPd di awal sambutannya mengucapkan syukur, “Alhamdulillah kita semua telah nonton film Budi Pekerti. Semoga bisa menjadi refleksi kita sebagai guru.”
Agus melanjutkan, “Alhamdulillah bisa silaturahmi menjenguk kelahiran anak pertama Ustadzah Usi, meski tidak terlihat anaknya karena anaknya berada di Pasuruan. Terima kasih disambut dengan baik oleh keluarga Ustadzah Usu. Moga berkah buat keluarga.”
Terakhir, pria asli Golokan, Sidayu, Gresik, itu mendoakan, “Mudah-mudahan kita semua diberi kemudahan mendidik anak-anak kita. Semoga Allah melimpahkan rezekinya untuk anak-anak kita.”
Akhirnya, tepat pukul 16.00 WIB, sesuai jadwal kepulangan guru, mereka pulang ke rumah masing-masing. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni