PWMU.CO – SMP Muhammadiyah (SMPM) 1 Babat sukses melaksanakan Mutuba Bina Iman dan Takwa (Mubit). Sebanyak 174 peserta memadati aula SMPM 1 Babat, Lamongan, Jumat (17/11/23).
Mubit terlaksana setiap bulan. Inilah program pembinaan tauhid dan akhlaq geneasi muda di bawah komando Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) Babat yang didampingi langsung oleh guru Bimbingan Konseling (BK) SMPM Babat.
Ketua Pimpinan Daerah Asiyiyah Kabupaten Lamongan Diyana Mufidati SAg SPd memberikan materi pada acara tersebut. Kali ini dia membahas pendidikan karakter. “Keteladan nyata serta mampu bertutur kata dengan baik merupakan hal utama dalam proses membangun karakter,” ujarnya.
Ia menegaskan, karakter siswa yang kurang baik akhir-akhir ini merupakan hal buruk yang tidak perlu dicontoh. Seperti yang marak pada pemberitaan di media sosial maupun di masyarakat wilayah Babat.
Pada kesempatan itu, Diyana mengajak siswa berkomitmen untuk menjadi teladan di manapun. “Dengan di awal sesi saya meminta siswa untuk bediri dan mengucapkan janji untuk tetap beramal shaleh di manapun berada,” ungkapnya dengan senyum.
“Shaleh tidak hanya ketika berada di masjid, ketika melaksanakan ibadah umrah dan haji, namun sikap baik harus menjadi kebiasaan dan cermin kehidupan yang melekat pada diri manusia yang mengaku dirinya beriman,” tegasnya.
Diyana lalu mengutip sabda Rasulullah Saw ketika diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. “Kebiasaan baik harus benar-benar tertanam di hati pelajar Muhammadiyah, sesuai dengan janji pelajar Muhammadiyah yang selalu diikrarkan sebelum memulai pembelajaran,” tuturnya.
Kerja Sama dengan Kapolsek dan Warga
Diyana pun berdiskusi dengan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Babat AKP Sampun SH yang mengungkap keprihatinan perilaku pelajar belakangan ini. “Harapan beliau ada Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak sekolah dengan kepolisian untuk menangani kasus perilaku anak yang menyimpang,” ungkapnya.
Adanya guru BK, sambung Diyana, bertugas mengetahui, memahami perilaku siswa dan memberikan konseling guna membantu siswa mengatasi setiap permasalahan. “Dari sinilah dengan keterbatasan jumlah pendidik dibandingkan dengan jumlah siswa menjadikan faktor yang kuat untuk mendorong kerja sama tersebut,” ujarnya.
Diyana mengungkap, siswa sudah terkontaminasi tindak kriminal. “Kejadian itu tak hanya di lingkungan sekolah tapi sudah meresahkan masyarakat secara luas,” tambahnya.
Namun dia bersyukur ada salah satu tokoh masyarakat, seperti Ketua RW Tanggul Babat Moh.Tolkhah yang ikut memantau. Tolkhah sering menjumpai anak-anak yang masih berseragam sekolah lontang-lantung di sekitar Tanggul Babat pada jam-jam belajar.
“Saya melakukan pendekatan kepada mereka dan meminta kartu identitasnya. Ternyata memang mereka berasal dari tiga kabupaten yang berdekatan dengan Lamongan,” tambahnya.
Dengan pendekatan yang baik, tanpa memarahinya merupakan hal bijak, dan memintanya untuk kembali ke sekolah. “Dari sinilah pelunya kerja sama yang baik antara, orang tua, guru. Sama-sama membangun karakter anak dengan meningkatkan kepedulian tehadap anak, serta anak merasa aman dan nyaman ketika berada di rumah dan di sekolah,” imbuh Diyana. (*)
Penulis Novita Dwi Nur Hidayah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni