PWMU.CO – Peserta LDKS Smedaka tidak bisa membendung air mata saat acara renungan malam di Villa CMA Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023).
Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang terdiri dari siswa-siswi kelas X dan XI SMK Pemuda Krian (Smedaka) Sidaorjo Jawa Timur ini menangis tersedu-sedu saat mengikuti materi yang dibawakan oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krian Emil Mukhtar Efendi SKom
Di awal, Emil menjelaskan empat tipe anak terhadap orang tua. “Anak itu dibagi menjadi empat tipe. Pertama adalah anak sebagai penyejuk hati. Kedua adalah anak sebagai perhiasan dunia. Ketiga adalah anak sebagai fitnah atau ujian. Keempat anak sebagai musuh,” terangnya.
Dia melanjutkan dengan penjelasan dan contoh dari empat tipe anak. “Dari empat ini, kita yang mana kira-kira? Sudah bisa memeriksa diri kita sendiri?” tanya Emil.
Selanjutnya, peserta diajak untuk menjawab pertanyaan, “Bayangkan orang tua ada di samping kalian dan tulislah apa yang ingin kamu sampaikan kepada orang tua kalian, baik yang masih ada maupun yang sudah tiada.”
Setelah peserta selesai menjawab dengan tulisan, Emil mempersilakan beberapa anak untuk maju ke depan membacakan jawabannya.
Dian Wulandari, peserta LDKS dari kelas XI maju dan membacakan jawabannya, “Jika ayah ada di samping saya, saya ingin mengatakan, ‘saya sayang ayah’, karena dulu saya sangat malu mengatakan saya sayang ayah, dan saat ini saya menyesal,” ucapnya sambil terisak-isak.
Destia Hermawati, panitia LDKS dari kelas XII pun maju ke depan. “Buat ayah, andaikan ayah masih ada, ingin rasanya dipeluk dan melihat wajah ayah,” ucapnya sambil menahan tangis.
Semua jawaban itu mengundang tangis peserta. Tidak sedikit yang menangis untuk mengenang kedua orang tua mereka.
Emil kemudian melanjutkan dengan doa bersama untuk mendoakan orang tua. “Silakan menunduk dan memejamkan mata, bayangkan orang tua kita ada di samping kita dan memegang pundak serta kepala kita.Mari kita berdoa dengan membayangkan orang tua dan berdoa atas kesehatan mereka, rezeki mereka, berdoa mohon ampun atas kesalahan yang telah dilakukan pada orang tua,” instrukisnya
Peserta LDKS tak bisa membendung air mata. “Mohon ini menjadi pelajaran bagi kita semuanya, ini menjadi introspeksi diri kita,” ucap Emil sebelum menutup pembicaraan.
Salah satu peserta LDKS, Fany Eka Derby Febianti berkomentar tentang acara renungan malam tersebut. “Menyentuh hati banget karena aku juga masih bandel sama orang tua jadi merasa kayak gimana ya. Mereka sudah baik tapi aku masih nakal,” ucapnya. “Semoga kita bisa berbakti pada orang tua.” (*)
Penulis M Adam Ramadhani Editor Mohammad Nurfatoni