PWMU.CO – Substansi halal bi halal itu sangat positif karena silaturrahim bisa membangun ukhuwah islamiyah. “Coba lihat, momentum seperti ini bisa membangun persatuan dan kesatuan Islam,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Muallaf Annaba Center Jakarta Ustadz Syamsul Arifin Nababan dalam Halal bi Halal dan Silaturrahim Akbar di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Ahad (16/7).
“Kenapa dilakukan setelah Ramadhan?” tanya Nababan. “Karena bulan Ramadhan merupakan bulan hablum minallah dan hablum minannas,” Nababan menjawab sendiri pertanyaannya sambil mengutip Surat Ali Imran ayat 112.
(Berita terkait: Ceramah Ustadz Nababan yang Bikin Jamaah Perharsia Ngakak Pol)
Orang yang mulia dalam pandangan Allah, jelas Nababan, adalah mereka yang bisa berhubungan dengan Allah dan manusia. “Itulah Indahnya Islam. Kalau saat ini banyak hujatan terhadap umat Islam itu karena banyaknya manusia yang tidak memahami bahwa Islam itu rahmatan liialamiin,” papar dia di hadapan jamaah Persatuan Haji RSI Aisyiyah (Perharsia) Malang.
Nababan menjelaskan, Nabi Muhammad SAW pernah bertanya pada sahabatnya tentang siapa yang disebut muflis (bangkrut). Sahabat menjawab bahwa orang yang bangkrut atau pailit adalah orang yang tidak punya harta, dinar, dirham, dan tidak punya usaha.
(Baca juga: Warung Gratis, Sisi Lain Dakwah Persatuan Haji RS Aisyiyah Malang)
Tapi jawaban sahabat itu tidak tepat. Menurut Nabi SAW orang yang muflis itu adalah seorang ahli ibadah yang tidak menerima pahala akibat dia sering mendzalimi sesama manusia sehingga stock pahalanya habis karena yang nuntut banyak. Maka dosa orang yang menuntut itu lalu diserahkan pada yang mendzalimi.
Menurut Nababan, belum tentu ibadah kita bisa mengantar ke surga bila mendzalimi orang lain. “Itulah hebatnya Islam yang sangat memerhatikan hak umat manusia,” jelas Nababan. Tapi sayangnya, lanjut dia, banyak orang Islam yang justru menghancurkan Islam itu sendiri. “Mereka saling memporak-porandakan dan saling hujat antarsesama,” tutur dia.
Terkait dengan ibadah haji, Nababan mengungkapkan bahwa ukuran kemabruran haji itu adalah, setelah pulang haji dia suka memberi makan orang yang kelaparan, memperbanyak shadaqah, berinfak, atau punya jiwa sosial yang tinggi.
Dulu sombong, maka saat pulang haji jadi santun dan ramah. Selain itu, ujarnya, shalatnya semakin disiplin. “Tradisi di Mekkah terbawa ke Indonesia, yaitu punya kesalehan sosial,” papar dia.
Nababan juga menyoroti pihak-pihak tertentu karena dengan gampangnya memberi cap atau label teroris apabila umat Islam melakukan kesalahan. Akan tetapi bila yang lain melakukan dibiarkan saja. “Termasuk Amerika Serikat yang punya power. Mereka sesukanya memberi label teroris. Untuk itu umat Islam, termasuk di Indonesia, saatnya bangkit,” pesannya.
(Baca juga: Di KBIH Berpredikat ‘3 Ter’ Ini, Jamaah Dibimbing agar Mabrur sebelum Haji)
Dia mengungkapkan bahwa di Barat kebangkitan umat Islam sangat luar biasa. “Jumatan itu bisa sampai dua putaran karena sangat banyaknya yang masuk islam. Kenapa? Karena rata-rata umat Islam di Barat itu kritis sehingga orang kafir ditinggal,” papar Nababan sambil menginformasikan banyak banyak gereja dijual dan dijadikan masjid.
Ayah 4 anak itu menegaskan sangat tidak percaya dengan berita yang pernah beredar tentang terjadinya pemurtadan yang cukup banyak di Indonesia. “Itu semua hanya rekayasa untuk membuat mental umat Islam jatuh,” kata Nababan.
Sebanyak 1500 an jamaah pengajian selain terhibur oleh joke-joke Nababan, juga dihibur oleh group nasyid Fransfiro. (Uzlifah)