PWMU.CO – PWM Sumatera Barat (Sumbar) sepakat membangun pesantren di tanah wakaf. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar sekaligus Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Sumbar Marhady Efendy.
Saat itu sedang berlangsung peringatan Milad Ke-111 Muhammadiyah yang diadakan PDM Lubuk Basung Agam, Sumatera Barat di Rumah Dinas Bupati Kab.Agam, Ahad (19/11/23). Temanya “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”.
Dia menyatakan, pada Milad Ke-111 Muhammadiyah ini, pihaknya sepakat membangun pesantren di atas lahan wakaf dari keluarga Asman Manan seluas 2,3 Hektare. “Momentum Milad Muhammadiyah Kabupaten Agam agar membangun pesantren atau perguruan Muhammadiyah!” ujarnya.
Sementara itu, saat sambutan, Bupati Agam Dr Andri Warman sambil memperlihatkan kartu bahwa dirinya warga Muhammadiyah mengatakan, “Saya berkomitmen mendukung amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial dan kemasyarakatan.”
Sejalan dengannya, Ketua PDM Kabupaten Agam Mursyidi pun bertekad memanfaatkan tanah wakaf untuk pengembangan lembaga pendidikan Muhammadiyah. Turut mendukung gagasan ini, Dr Romeo Rissal P., alumnus yang sukses menjadi bankir ini menegaskan, dirinya bertekad membawa Sumatera Barat menjadi salah satu destinasi wisata dari Timur Tengah.
“Karena itu sudah saatnya menyediakan kuliner ala Timur Tengah,” imbuh purnabakti di Bank Indonesia itu.
Kekuatan Wakaf
Dalam kesempatan itu, hadir Ketua Majelis Pemberdayaan Wakaf PP Muhammadiyah Dr Amirsyah Tambunan. Buya Amirsyah mengatakan, wakaf melalui uang merupakan gerakan Muhammadiyah dengan ikhlas, penuh kebersamaan, kekompakan.
“Berdasarkan sistem digitalisasi teknologi crowd funding. Yakni skema pembiayaan berasal dari pada muhsinin, donatur dan wakif dapat membiayai tanah wakaf berbasis internet sehingga mudah diakses,” terangnya.
Buya Amirsyah menambahkan, “Kekuatan wakaf yang bersifat abadi menjadi social capital (modal sosial) dalam memperkuat gerakan dan kemandirian Muhammadiyah.”
Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan beberapa pesan terkait usia Muhammadiyah memasuki abad kedua. “Pertama, kekuatan persyarikatan Muhammadiyah pada kekompakan dan kebersamaan. Seperti melakukan gerakan infak 111, menggalang dana untuk kepentingan umat dan bangsa,” terangnya.
Buya Amirsyah menegaskan, besarnya ikhtiar yang dilakukan Muhammadiyah membangun lembaga pendidikan semata-mata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kedua, sejalan dengan tema milad, dia mengajak peserta harus memahami dalam konteks global seperti kerusakan nilai kemanusiaan harus diantisipasi dengan berbagai cara. “Di antaranya menghentikan kebidaban Zionis Israel terhadap Negara Palestina,” tegasnya.
Karena itu, sambung Buya Amirsyah, menyelamatkan semesta harus menanamkam nilai kemanusiaan untuk memanusiakan manusia dengan menghargai dan menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang adil dan beradab termasuk mengantisipasi pemanasan global yang saat ini mengancam dunia. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni