PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, berpesan agar calon presiden dan calon wakil presiden yang mengikuti kontestasi politik agar tegak lurus di atas konstitusi.
Hal itu ia sampaikan pada Dialog Publik Muhammadiyah bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia yang digelar PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Jumat (24/11/2023).
Mengawali sambutannya, Haedar memohon maaf tidak bisa hadir secara langsung di UM Surabaya karena harus membersamai Presiden Republik Indonesia untuk launching Rumah Sakit Muhammadiyah Sorong Papua.
“Mohon doa semoga rumah sakit (RS) ini dapat terwujud, sehingga Muhammadiyah punya legacy RS untuk warga Papua. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden, semoga ini menjadi wujud kerja sama Muhammadiyah untuk kemajuan bangsa,” ucapnya melalui rekaman video yang disiarkan lewat layar lebar LED.
Dia menjelaskan, dialog yang digelar PP Muhammadiyah ini diharapkan bisa membuka ruang komunikasi, sekaligus juga diskusi yang bermakna, tentang bagaimana membawa Indonesia lima tahun ke depan oleh para capres-cawapres yang akan berkontestasi.
“Siapapun yang memperoleh mandat rakyat, tentu memiliki amanat yang tidak ringan, yakni harus bisa memimpin, menyelamatkan, juga membawa Indonesia ke depan sejalan dengan perjuangan Indonesia untuk menjadi negara merdeka. Selain merdeka juga bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang dalam perspektif Muhammadiyah adalah Indonesia yang berkemajuan dalam berbagai aspek kehidupan,” katanya.
Karena itu, kata Haedar, Muhammadiyah berpandangan kontestasi pemilu bukan sekadar wahana untuk merebut hati rakyat dan menduduki jabatan pemerintahan. Tapi pada saat yang sama bagaimana jabatan dalam pemerintahan ini lebih-lebih sebagai presiden dan wakil presiden membawa mandat yang seutama-utamanya.
Haedar berharap, agar para capres-cawapres ini mewujudkan misi, visi, dan cita-cita nasional yang telah diletakkan fondasinya secara kokoh oleh para pendiri Indonesia dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945 serta nilai dasar Pancasila sebagai fondasi konstitusi dalam membawa Indonesia ke depan. “Sehingga siapa pun capres dan cawapres yang memperoleh mandat rakyat bukan dalam perspektif visi misi dan cita-cita sendiri,” ucapnya.
Kedua, dia berharap para capres dan cawapres benar-benar menjadi negarawan sejati bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, tetapi juga kepala negara yang berdiri tegas, tegak lurus di atas kepentingan diri, kroni, dinasti dan kepentingan sempit lainnya.
“Tapi mengutamakan sebesar-besarnya kepentingan rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia untuk dibawa menjadi negara berkemajuan dalam berbagai aspek secara nyata,” katanya.
Dia mengaku percaya, penghayatan terhadap sejarah, visi, misi cita-cita nasional sekaligus juga semangat untuk membawa Indonesia dengan jiwa kenegaraan telah terpupuk dalam diri calon pemimpin bangsa termasuk para elite dan warga bangsa.
Baca sambungan di halaman 2: Pemilu Harus Tegak Lurus di atas Konstitusi