PWMU.CO – Khotbah Jumat perdana di Masjid Al-Irsyad terselenggara pada Jumat (24/11/2023). Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Imanullah Ali Ubaid ST SKom mendapat kepercayaan dari dr Imam Suyuthi–sang pendiri masjid–menjadi khatib sekaligus imam shalat Jumat.
Meski masjid di tengah area persawahan Dusun Bidoyo, Desa Beton, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur tersebut baru terbangun 95 persen, jamaah tampak khusyuk menyimak khutbah dan mendirikan shalat Jumat di sana. Semilir angin dari area persawahan di sekelilingnya membuat suasana terasa sejuk.
Jamaah terdiri dari tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik dan tim layanan kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik (RSMG). Mengingat dr Imam kini aktif menjadi Direktur RSMG.
Selain mereka, siswa dan guru SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik yang baru melaksanakan Tasmik Tahfidh Excellent pun ikut shalat berjamaah. Begitupula keluarga dr Imam sebagai tuan rumah yang menjamu siswa dan guru SD Mugeb.
Masjid itu sudah megah berdiri. Bangunannya kata dr Imam memang didesain terbuka. Tinggal pagar pendek disekelilingnya yang masih proses dibangun. Kolam ikan untuk terapi di sekelilingnya juga sudah jadi. Tinggal mengisi air dan ikan.
Harta Media Dakwah
Di awal khotbahnya, Ustadz Ubaid mengajak jamaah bersyukur atas nikmat Allah SWT. “Sehingga kita bisa shalat Jumat pada tempat cikal bakal dakwah Islam dari masjid ini,” ujarnya.
Dia lantas mengungkap, 1444 tahun yang lalu di awal tahun Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasulullah mendapat sambutan meriah oleh kaum Anshar. “Semua diberikan ke nabi. Ya Nabi, ambil hartaku. Jadikan media dakwah untuk memperkuat Islam,” ujar salah satu kaum Anshar.
Adapula yang mengatakan, “Biarkan onta saya berjalan. Di mana dia berhenti, nanti kita semua menjadikannya pusat dakwah.”
Ubaid menceritakan, berhentilah onta itu di lahan tempat penjemuran kurma. Di tempat yang tidak begitu luas, sekitar 50×60 hasta. Dimiliki oleh dua anak yatim piatu yaitu Sahal dan Suhail bin Amar. Maka Rasulullah mengatakan, “Ya Bani Najah, beri aku harga agar bisa membeli onta ini. Di sini akan aku bangun masjid.”
Kata Ubaid, di sinilah Nabi takjub dengan jawaban dua bersaudara itu. “Ya Nabi, biarkan Allah yang membayar ini semua,” ujar keduanya.
Sahal dan Suhail bin Amar dengan tegas mengatakan tidak karena pahala yang diharapkan hanya karena Allah. Begitulah Ubaid mengisahkan kegigihan kaum Madinah, kaum Anshar, menyambut saudaranya kaum Muhajirin dari Makkah. “Kita tahu yang ikut nabi hijrah meninggalkan semua hartanya di Makkah,” imbuhnya.
Baca sambungan di halaman 2: Dakwah yang Nyata