PWMU.CO – TK Aisyiyah 41 Menganti Gresik mengajak para siswa Dolan Bareng ke Wisata Wdukasi Rumah Pintar (Rumpin) Juanda, Surabaya, Senin (27/11/2013)
Momen ini dinanti oleh mereka para siswa seperti diceritakan penanggung jawab kegiatan Nofia Firdawati SPd. “Sejak sepekan lalu mereka sudah bertanya-tanya kapan akan diajak melihat pesawat terbang,” ucap guru kelompok B2 itu.
Opi, sapaannya, menuturkan, anak-anak kami ajak untuk melihat objek nyata di luar sekolah, supaya mereka tidak bosan setiap hari berada hanya di dalam kelas.
Menurutnya, Rumpin menjadi alternatif yang sangat strategis untuk dikunjungi. Pertama untuk mengenalkan berbagai macam alat transportasi, baik saat dalam perjalanan maupun ketika di lokasi.
“Saat berada di perjalanan, anak-anak bisa melihat berbagai macam kendaraan yang lalu lalang di jalan raya,”katanya.
Opi menjelaskan salah satu hal yang membuat para siswa antusias adalah ketika mereka naik truk tentara yang sengaja dipesan untuk mengantarkan ke lokasi Rumpin.
Kedua, dua pekan ke depan topik pembelajaran di sekolah adalah tentang alat transportasi.
Di Rumah Pintar
Sesampai di Rumpin, para siswa langsung disambut oleh tim pendamping. Melihat anak-anak datang penuh dengan semangat, Ammar Ayasi, salah satu pendamping dari Rumpin langsung menyapa dengan ramah dan mengajak mereka ke museum terlebih dulu.
“Siapa yang mau lihat pesawat?” tanya Ammar yang langsung dijawab serempak oleh anak-anak sambil mengangkat tangan.
“Kalau mau lihat pesawat maka harus jalan berbaris satu-satu seperti kereta api ya,” lanjutnya dengan menyanyikan sebuah lagu.
“Kereta api tidak boleh putus, tidak boleh putus, kalau putus ditinggal,” guraunya yang membuat anak-anak langsung mengikutinya dari belakang.
Di dalam museum, anak-anak melihat-lihat berbagai bentuk dan model pesawat dari tahun ke tahun. Tidak hanya itu, mereka juga diberi kesempatan untuk naik pesawat secara langsung.
“Anak-anak bisa melihat secara langsung pesawat yang landing dan take off di area bandara,” terang Amar saat memasuki area museum. Tentu saja mereka bersorak kegirangan.
“Setelah itu, nanti anak-anak boleh naik ke pesawat yang ada di depan kita, pesawat yang boleh anak-anak naiki namanya pesawat Boeing,” terangnya.
Pemuda berusia 22 tahun yang masih dalam pendidikan di kedirgantaraan ini dengan telaten membimbing anak-anak memasuki pesawat Boeing yang memang dikhususkan untuk dapat dinaiki oleh para pengunjung museum.
Di dalam pesawat, kembali Amar menerangkan tentang apa saja yang ada di dalam pesawat dan apa saja yang boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan ketika menjadi penumpang pesawat.
“Seru sekali, besok kita kesini lagi ya bun,” ucap Sultan Ahmad Ateem yang sangat menikmati duduk di dalam pesawat bersama dengan teman-temannya.
Rute selanjutnya yang dilalui adalah ruangan yang di-setting seperti Gedung bioskop. Di sana anak-anak diajak untuk melihat film dokumenter tentang sejarah penerbangan TNI AL. Beberapa kali terdengar sorak-sorai anak-anak melihat aksi para TNI AL pada layar bioskop tersebut.
“Filmnya keren sekali, aku mau jadi tentara seperti di film itu,” lanjut Sultan saat melihat film dokumenter tersebut.
Melihat anstusiasme para siswa, Opi mengatakan, “Alhamdulillah, anak-anak bisa menikmati kegiatan ini. Sesuai dengan harapan kami, bersenang-senang dan mengusir kejenuhan anak-anak. Biar tidak bosan belajar di dalam kelas terus.” (*)
Penulis Nadhirotul Mawaddah Editor Mohammad Nurfatoni