PWMU.CO – Enam modal yang membuat Muhammadiyah terus berkembang disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs Shodikin MPd.
Dia mengemukakannya dalam Pengajian Jumat Wage yang diselenggarakan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat 24 Nopember 2023. Klai ini sebagai tuan rumah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 03 Pucakwangi Babat, Lamongan, Jawa Timur.
Mengawali kajiannya, Shodikin menyampaikan Muhammadiyah di awal berdirinya dikembangkan oleh para ulama yang juga saudagar. Di antara modal yang menjadikan pergerakan Muhammadiyah terus berkembang pesat adalah, pertama spiritual capital.
Menurutnya, melalui teologi al-Ma’un, Muhammadiyah mampu mengumpulkan potensi yang luar biasa untuk membantu sesama yang membutuhkan sebagaimana saat pengumpulan dana bantuan untuk Palestina yang hanya dalam dua pekan bisa mengumpulkan dana 10 miliar.
Dia menjelaskan, spiritual capital ini bersumber dari tiga teologi yang dianut Muhammadiyah. Teologi al-Ashr menjadi spirit gerakan Muhammadiyah untuk selalu beriman yang disertai amal saleh dengan produktivitas yang tinggi sebagaimana Imam Syafii menyebutkan, “Seandainya Allah menurunkan satu surat al-Ashr saja, hal itu sudah cukup mengatur kehidupan dunia.”
Teologi al-Insyirah menjadi dasar tata kelola manajemen Muhammadiyah yang terus dinamis dan selalu punya kekuatan. Konsep ” sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan” dalam surat al-Insyirah membuat warga Muhammadiyah selalu punya kekuatan dan jalan keluar untuk menghadapi segala kesulitan di tempatnya masing-masing.
Ditambah lagi di ayat selanjutnya “Maka apabila telah selesai satu urusan, maka segera kerjakanlah urusan yang lain” yang membuat Muhammadiyah tak pernah berhenti bergerak berkembang dan memajukan dakwah Persyarikatan. Hal ini bisa dilihat dari amal usaha Muhammadiyah yang terus bertambah, setelah bikin sekolah, bikin rumah sakit, panti asuhan, baitul tamwil, universitas, pondok pesantren, dan lain-lain.
“Begitulah di Muhammadiyah, wong lego golek rekoso, orang yang dalam kondisi lapang justru mencari beban, karena semua itu adanya spiritual capital yang menancap di dada warga Muhammadiyah,” terang Kepala BKDSDM Kabupaten Lamongan ini.
Baca sambungan di halaman 2: Human Capital