PWMU.CO – Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM secara simbolis meletakkan batu pertama (ground breaking) pembangunan gedung asrama Muhammadiyah Broading School (MBS) SMA Muhammadiyah 3 (Smamuga) Tulangan, Ahad (3/12/2023) tepat pukul 09.00 pagi.
Kepada jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan dan Kepala Smamuga Hartatik SPd, dr Suko memberikan pujian sekaligus nasihat agar memiliki kemauan terlebih dahulu dan yakin Allah yang akan memampukan.
“Infonya, pihak sekolah (Smamuga) ada dana Rp 500 juta pengin bangun gedung baru dengan biaya Rp 2,4 miliar. Bagus itu! Yang penting punya kemauan dulu, yakin Allah yang memampukan,” pesan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sukadiono untuk memotivasi pimpinan sekolah dan PCM Tulangan.
Selanjutnya, dr Suko menceritakan beberapa pengalamannya dalam membangun gedung yang secara matematika manusia sulit dilaksanakan. Namun dengan modal keyakinan kepada Allah SWT, akhirnya kemauan membangun itu mampu terlaksana satu per satu.
“Kondisi seperti ini sama saya alami saat ingin membangun PKU Mas Mansyur. Di UM Surabaya membangun gedung Akper 3 lantai, membangun gedung G Impire, Gedung at-Tauhid Tower 13 lantai. Hingga Gedung at-Ta’awun Tower 23 lantai. Insyaallah akan diresmikan 9 Maret 2024 tepat di Milad Ke-40 UM Surabaya,” papar dr Suko merinci keberhasilannya dalam pembangunan.
Keberhasilan pembangunan itu, sambung dr Suko, merupakan bukti dengan bersungguh-sungguh di Muhammadiyah maka Allah akan membukakan jalannya.
Asrama MBS SMAM 3 Tulangan
Kepala Smamuga Hartatik SPd mengaku perlu membangun gedung baru untuk asrama MBS karena tiga ruang asrama saat ini sudah terisi penuh. “Alhamdulillah peminat program MBS di Smamuga Tulangan terus meningkat. Tahun ajaran ini sudah ada 22 siswa MBS (15 putra, 7 putri) sehingga tiga ruang asramanya penuh. Untuk siswa MBS tahun depan kami sudah tidak ada ruang asrama, sehingga perlu gedung baru,” kata Hartatik menceritakan kondisi sekolahnya.
Adapun saat ini siswa yang menempuh pendidikan di Smamuga Tulangan sebanyak 420 siswa. “Jumlah siswa kami Alhamdulillah terus stabil, tiap tahunnya lulus 140 siswa masuk 140 siswa. Maka dua tahun terakhir ini kami buka kelas baru, program MBS,” jelas Hartatik yang sudah dua periode memimpin Smamuga, periode 2018-2022 dan 2022-2026.
Hartatik mengakui bisa membedakan siswa reguler dan MBS. Sebab, dalam keseharian di kelas, siswa MBS tampak lebih mandiri, gotong royong dan bertanggung jawab. Mereka juga berperilaku lebih tenang dan memanfaatkan waktu luangnya untuk hafalan al-Quran.
“Hampir 24 jam siswa MBS Smamuga dalam pantauan mundir dan musyrif. Mereka belajar di kelas mulai jam 06.30 hingga jam 13.30 siang, lalu mandi dan istirahat. Kemudian Ashar, shalat berjamaah dilanjutkan muraja’ah. Habis Isya belajar materi ilmu Diniyah. Habis Subuh, murajaah dan setor hafalan. Begitulah keseharian mereka,” paparnya.
Hartatik optimis metode belajar MBS sangat efektif untuk membentuk karakter siswa lebih kuat akidah dan akhlaknya yang kelak menjadi modal dalam menghadapi kehidupan yang makin bebas dan degradasi moral.
Baca sambungan di halaman 2: PCM Tulangan Terus Berkemajuan