PWMU.CO – Bila keadilan belum ditegakkan, jangan berhenti ber-IPM. Hal itu dikatakan oleh Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Riandy Prawita, dalam memberikan sambutan pada acara Musyawarah Wilayah (Musywil) XXIII yang diselenggarakan di lapangan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) pada Sabtu (16/12/2023) pagi.
Dalam sambutannya, Riandy menyatakan bahwa pada Muswil ini, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) semakin besar. Ia menyebutkan kader-kader IPM di Pimpinan Pusat Muhammadiyah berjumlah 15 persen, yakni 10 kader.
Riandy menyatakan pada hari ini, IPM Jawa Timur tidak dapat lagi mengklarifikasi kebesaran jumlah atau kuantitasnya. Ia menegaskan IPM Jawa Timur tidak bisa lagi hadir untuk menunjukkan diri sebagai kader terbesar.
“Kalau disampaikan Jawa Timur itu terbesar, saya rasa hampir semua wilayah itu besar-besar. Saya waktu datang buka musywil di Lampung, yang hadir 3 kali lipatnya ini, hampir 3.000 kader kurang yang hadir,” ucapnya.
Ia kemudian bertanya, pada sebelah mana IPM Jawa Timur mau mengklarifikasi kebesarannya? Riandy menambahkan IPM Jawa Timur tidak mungkin bisa besar jika hanya berbicara mengenai jumlah daerahnya saja, yakni jumlah PD IPM dan PC IPM.
Jangan Berhenti ber-IPM
Riandy mengungkapkan telah melihat sosok 20 calon formatur yang telah ditetapkan.. Menurut dia mereka membicarakan sesuatu yang telah sering dibicarakan, namun belum ada yang memiliki hal substansi dan membahas keberlanjutan.
“Padahal, keberlanjutan itu kuncinya satu, bagaimana kolaborasi antarstakeholder sebelumnya dan yang akan menjadi stakeholder setelahnya. Yang kedua, keberlanjutan itu dilakukan oleh teman-teman agar dapat memberikan kepercayaan pada periode selanjutnya,” ujarnya.
Ia pun mengatakan memberikan kepercayaan itu sulit. Ia mencontohkan mengenai melihat orang tidak mampu memimpin dan perlu melihat calon yang lain sebagai rangka pembanding.
Riandy juga menyebutkan salah satu kader yang bernama Yuda (Yudhistira Ananta) dari Kabupaten Malang, yang turut mengawal kasus Kanjuruhan. Ia mengapresiasi kader IPM seperti dia adalah salah satu contoh yang baik.
Menurutnya memberikan keberlanjutan adalah salah satu hal yang begitu penting.
“Siapa yang akan menjadi pemimpin selanjutnya itu, bukan menjadi hal yang utama. Percaturan politik dalam musyawarah wilayah itu bukan fokus dalam hal regenerasi saja, tapi bagaimana pertarungan ide, bagaimana teman-teman itu bisa memberikan ide-ide gagasan terbaiknya,” ujarnya.
Selanjutnya, ia berharap agar muswil berjalan dengan lancar, dan siapapun yang memegang kepemimpinan dapat menumbuhkan keberlangsungan organisasi itu menjadi yang terbaik dalam IPM Jawa Timur. Ia mengatakan agar keberlangsungan tersebut dapat diteruskan menjadi sinergitas dengan PP IPM.
Riandy mengungkap mimpi besar untuk Muktamar IPM selanjutnya, agar siapapun nanti kader IPM yang terpilih di 9 formatur Jawa Timur dapat berkolaborasi dengan baik.
“Dan mudah-mudahan kita semua terus bisa ber-IPM, karena prinsipnya apabila keadilan belum ditegakkan, jangan pernah berhenti ber-IPM,” tutupnya. (*)
Penulis Ario Khairul Habib Editor Mohammad Nurfatoni