PWMU.CO – 5 Kekuatan Muhammadiyah dari segi kualitas disampaikan Wakil Ketua Bidang Tabligh PWM Jatim, Dr Muhammad Solihin MPSDM, Ahad (17/12/2023).
Dalam acara Pengukuhan PCM Tanggul dan Tabligh Akbar di Padepokan H Arum Sabil Tanggul Jember, Solihin membuka tabligh dengan menjelaskan kekuatan Muhammadiyah adalah dari segi kualitas.
“Secara jumlah Muhammadiyah yang besar adalah kekuatannya, perjuangannya, idenya, dan loyalitasnya. Inilah yang membuat Muhammadiyah menjadi kuat,” ucapnya.
Menurut Solihin, ada 5 kekuatan Muhammadiyah. Yang pertama adalah pemahaman terhadap nilai-nilai agama. Dia menceritakan KH Ahmad Dahlan pernah menyampaikan nilai-nilai yang menjadi keunggulan agama Islam.
“Nilai-nilai tersebut diantaranya mempelajari agama, memahami, mengamalkan, dan mendakwahkan,” katanya.
Solihin menyampaikan kesempurnaan agama. Hal-hal yang menjadi kesempurnaan dalam agama tersebut di antaranya adalah memahami halal dan haram, saling menasehati, ta’awun (tolong menolong), serta amar ma’ruf nahi munkar.
Dia mencocokkan dengan tema Milad Ke-111Muhammadiyah. “Tolong menolong ada dalam tema hari lahir Muhammadiyah Ke-111 yaitu Ikhtiar Menyelamatkan Semesta,” katanya.
Solihin menjelaskan dengan dibangunnya berbagai amal usaha, dapat mewujudkan dan mempercepat tujuan Muhammadiyah yaitu menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Solihin juga menceritakan dulu KH Ahmad Dahlan tidak mau menyebut Muhammadiyah sebagai organisasi, melainkan sebagai gerakan.
“KH Ahmad Dahlan juga telah menyampaikan formulasi dari tegaknya agama yaitu iman, ilmu, dan amal, adanya iman perlu diperkuat dengan ilmu, dan ilmu tidak berguna tanpa amal,” tuturnya.
Ide Gagasan
Solihin menyampaikan, kekuatan yang kedua adalah kekuatan SDM. Menurut Solihin, ada dua kekuatan SDM yaitu Aqliyah dan Nafsiyah.
“Aqliyah berarti akal, ide, atau gagasan,” jelasnya.
Solihin menjelaskan gagasan yang belum ada diadakan dan yang sudah terwujud agar segera disempurnakan. KH Ahmad Dahlan sejak awal berdirinya Muhammadiyah sudah berpikir untuk membuat sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan.
Kekuatan SDM yang berikutnya adalah nafsiyah. Nafsiyah berarti akhlak, sikap, atau keteladanan. Solihin menjelaskan warga Muhammadiyah itu banyak, namun pemimpin sedikit ditemukan. Ini dikarenakan keikhlasan dan kejujuran yang berbeda pada setiap warga Muhammadiyah dalam menghidupi organisasinya.
“Jangankan tidak jujur, tidak ikhlas itu sudah kelihatan,” tegasnya.
Prinsip-prinsip dalam organisasi menjadi kekuatan Muhammadiyah yang ketiga. Dia menuturkan harus ada manajemen yang dijalankan secara profesional. Dalam berorganisasi harus mengutamakan kepentingan organisasi dan bukan kepentingan pribadi. Prinsip kolektif kolegial harus ditekankan.
“Kolektif artinya bersama-sama kita bisa,” tuturnya.
Dalam organisasi Muhammadiyah tidak ada yang milik pribadi. Dalam kinerja organisasi Muhammadiyah juga membutuhkan berbagai masukan seperti ide dan dana dari luar.
Solihin juga menjelaskan tentang pentingnya kritik. Jadikan kritik sebagai obat karena pengkritik adalah motivator handal. Pihak luar Muhammadiyah punya hak untuk mengkritik demi kemajuan Muhammadiyah.
Kekuatan yang keempat adalah kiprah amal usaha. Masyarakat banyak yang bangga melihat kiprah amal usahanya. Banyak masyarakat yang percaya menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Muhammadiyah karena Muhammadiyah memperlakukan masyarakat dengan baik dan terbuka pada semua golongan.
Kekuatan yang terakhir adalah dakwah. Dakwah Muhammadiyah di mana-mana ditunggu. Dakwah dilakukan secara kultural, yaitu melalui pendekatan budaya. Dakwah Muhammadiyah mencerahkan dan menggembirakan.
“Kita bisa berdakwah dengan kegiatan sosial bukan cuma ceramah, seperti melakukan santunan, contohnya di PCM Rungkut, saat itu masyarakat umum diundang pengajian, ketika pulang diberikan sembako dan transport,” jelasnya.
Tabligh akbar diakhiri dengan penyampaian 5T dari Solihin untuk pengurus PCM Tanggul yang baru dilantik. 5T tersebut di antaranya: semangat, nekat, kuat, amanat, dan rahmat.
“Rahmat atau manfaat, sesuai hadits nabi ‘Khoirunnas ‘anfauhum linnas’, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain,” jelasnya. (*)
Penulis Muhammad Arief. Editor Ichwan Arif.