PWMU.CO – Hindari utang luar negeri, Anies-Imin targetkan indeks Incremental Capital Output Ratio (ICOR) realistis. Ini terungkap ketika cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bertanya kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar tentang target ICOR-nya.
“Di dalam visi misi Anda ada raihan ICOR 4-5, efisiensi akan meningkat. Pak, kalau itu bisa dicapai seperti di tahun 1989-1991, maka pertumbuhan ekonomi kita bisa mencapai 7 persen,” ungkapnya.
“Anda punya visi targetnya itu ICOR 4-5, padahal dengan 4 saja bisa 7 persen pertumbuhan ekonomi nasional,” sambung Mahfud dalam Debat Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jumat (22/12/2023).
Dengan demikian, Mahfud bertanya, “Kenapa di dalam visi misi Anda tingkat pertumbuhan hanya ditargetkan 5,5-6 persen? Kok nggak berani 7? Seharusnya berani sampai 7!”
Imin menanggapi, “Kalau membuat target pertumbuhan bisa saja 7-8 persen, tapi yang ingin kita wujudkan adalah pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif!”
Artinya, sambung Imin, setiap pertumbuhan itu memiliki dampak langsung ke penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan percepatan pemerataan pembangunan.
“Target 5,5-6 persen itu dengan kalkulasi agar kalau kita tidak terlampau realistis, kita khawatir ujung-ujungnya utang luar negeri lagi. Utang luar negeri yang terlampau banyak ini mengakibatkan beban bukan hanya pemerintahan hari ini tapi juga anak turun kita mengalami banyak beban piutang yang panjang,” ungkapnya.
Karena itulah pihaknya lebih memilih bagaimana agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sehat. “Sekarang aja presentase Rp 3 ribu triliun APBN saja untuk membayar utangnya cukup tinggi, sehingga mengurangi tidak kurang dari 20 persen APBN kita untuk membayar utang luar negeri,” terangnya.
“Sehingga target yang berjumlah 5,5-6 persen itu realistis yang tidak akan membebani proses pembangunan kita di masa yang akan datang,” imbuh Imin.
“Di sisi lain, kita tahu syarat pertumbuhan sehat apabila investasi yang masuk nggak jadi beban baru bagi pembangunan nasional kita. Yaitu tingginya tanggungan bunga-bunga, terutama kalau utang G2G yang jadi berat APBN kita di hari ini dan masa-masa yang akan datang,” sambungnya.
Mahfud pun menanggapi, “Begini Pak, kami Ganjar-Mahfud itu menargetkan pertumbuhan ekonomi kita 7 persen, itu hitungannya mudah, saya sudah sebut di pertama!”
“Betapa saya menyelamatkan korupsi, yang diurus kantor langsung, saya aja Rp 670 triliun. Itu kalau dibagi ke UMKM itu luar biasa!” imbuhnya.
Kemudian yang ditemukan Indonesia Corruption Watch (ICW) sejak 2014 yang sudah inkrah korupsi Rp 233,7 triliun. “Nah ini kalau kita pangkas melalui penegakan hukum yang benar, ini bisa mencapai 7 persen,” ujarnya yakin.
“Tapi Anda menyimpang dari rumus yang selama ini terjadi. Kalau Anda berani dengan ICOR 4 aja Anda pasti bisa 7 persen, apalagi 4-5 persen. Ini Anda bilang segini tapi pertumbuhan ekonomi cuma 5,6 persen secara matematis agar gerak cepat,” kata Mahfud. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni